Lembaga Kesehatan NU Minta Publik Jangan Panik ‘Cacar Monyet’
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cacar monyet atau monkeypox saat ini menjadi sorotan di beberapa negara. Monkeypox sendiri merupakan virus anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.
Dilansir dari Kemenkes, Rabu (25/05), monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Virus ini pun kemudian dinamakan ‘monkeypox’.
Menanggapi hal itu, anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik terkait berita yang berseliweran soal monkeypox.
“Terkait dengan monkeypox atau cacar monyet yang sekarang lagi menjadi perbincangan. Perlu saya sampaikan kepada masyarakat kita nggak perlu panik,” kata dr Syifa dilansir dari NU Online.
Lebih lanjut, ia menjelaskan monkeypox bukanlah penyakit baru. Penyakit itu pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Republik Demokratik Kongo. Meski begitu, penyebaran kasus Monkeypox secara sporadik pada manusia baru terjadi tahun 1970.
“Sejak saat itu, kasusnya jarang. Tidak terlalu banyak dan walaupun terkena cacar monyet, dia bisa sembuh sempurna,” papar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterohepatologi itu.
Kendati demikian, dokter yang praktik di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang, Jawa Timur itu menyebut pasien konfirmasi cacar monyet juga berpotensi mengalami gejala berat.
“Pernah ada kasus kematian. Tapi, itu pada orang yang menderita imunokompromais atau daya tahan tubuhnya itu rendah,” tandasnya.