Kota Kretek Diklaim Aman dari Intoleransi dan Radikalisme
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kudus yang dikenal dengan Kota Kretek, Akhmad Mundakir menyatakan, hingga saat ini isu intoleransi dan radikalisme belum mampu mengusik kuatnya toleransi dan moderasi dalam beragama di masyarakat Kudus.
“Kami bersyukur, hingga detik ini Kudus sebagai Kota Santri masih sangat aman dari isu intoleransi maupun radikalisme,” kata Mundakir, seperti dilansir Radar Kudus, Sabtu (4/1/2019).
Mendakir menilai, ada beberapa hal yang melatarbelakangi Kudus masih aman dari kedua isu tersebut. Antara lain di Kudus masih terdapat banyak kiai yang taraf keilmuannya tinggi.
“Ketokohan dari para kiai itulah yang membuat masyarakat setempat tetap tawadu’ dengan fatwa-fatwa yang disampaikan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat di Kudus telah memiliki pemikiran dewasa dalam hal beragama dan bernegara. Jadi, ketika ada paham radikal yang menentang antara agama dan negara, mereka tidak tertarik untuk mengikutinya.
“Faktanya, masyarakat kita telah dewasa dan matang dalam beragam dan bernegara,” terangnya.
Sementara itu, Plt Bupati Kudus H.M. Hartopo mengatakan, bahwa kedua isu yang di daerah-daerah lain menjadi faktor pertikaian, tidak bisa menggoyahkan keutuha bermasyarakat di Kota Kretek. Tentu ini menjadi nilai lebih agar bisa menjadi percontohan daerah-daerah lain.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat Kudus, agar tetap berhati-hati dengan paham-paham baru yang mengarah kepada radikalisme. Untuk itu, Hartopo mengajak upaya ini melalui lingkungan keluarga.
“Keluarga menjadi penanggungjawab paling utama. Kita harus memastikan anak-anak tidak salah pergaulan,” tegas Hartopo. (hidayatuna.com/as)