Konferensi Global Tentang Disabilitas dan Islam Berhasil Digelar

 Konferensi Global Tentang Disabilitas dan Islam Berhasil Digelar

Bagaimana Islam Memandang Kaum Disabilitas? (Ilustrasu/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Konferensi bertaraf internasional tentang disabilitas dan Islam berhasil digelar. Kali ini konferensi global telah memasuki tahun kedua. Dalam konferensi ini diikuti para penyedia layanan, akademisi, cendekiawan Islam, dan advokat disabilitas.

Mereka berkumpul pada 25 September 2021 untuk melaksanakan konferensi besar tersebut. Mengingat situasi pandemi yang masih berlangsung, maka konferensi global disabilitas dan Islam ini digelar secara online.

Advokat disabilitas yang berbasis di Hong Kong, Sa’diyya Nesar menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk berbagi dan berjejaring antar kaum disabilitas. “Allah tidak meninggalkan kita – Dia memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memenuhi Amanah terhadap kita.” Demikian ujar Sa’diyya Nesar dilansir dari About Islam, Rabu (20/10/2021).

Ia menambahkan bahwa semua manusia – baik cacat atau tidak – adalah milik Allah dan kembali kepada-Nya. Pada kesempatan konferensi global kali ini mengangkat tema ‘Tidak Ada Tentang Kami Tanpa Kami’.

“Hak milik kita tidak akan pernah bisa diambil dari kita. Kurangnya rasa memiliki dalam satu pertemuan tidak berarti kita tidak termasuk dalam pertemuan mana pun,” jelasnya.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh DEEN Support Services, sebuah badan amal Kanada yang didirikan oleh Muslim penyandang disabilitas. Untuk memajukan inklusi komunitas dengan menyediakan layanan yang relevan secara budaya dan spiritual untuk keluarga dan individu yang peduli.

Mewujudkan Prinsip, ‘Tidak Ada Tentang Kami Tanpa Kami’

Pembicara utama dalam konferensi internasional ini antara lain Rabia Khedr, Omer Zaman, Fatima Ahmad, Jahirul Islam, Sheikh Imran Ally, dan lainnya. Menurut pihak penyelenggara menjelaskan bahwa konferensi ini berbicara tentang perlunya penerimaan penyandang disabilitas dan inklusi dalam masyarakat.

“Sangat penting bahwa kepemimpinan Muslim mengakui bahwa Muslim penyandang disabilitas hadir di komunitas mereka dan ada kewajiban sosial dan spiritual pada mereka untuk memastikan bahwa Muslim penyandang disabilitas secara adil dan setara disertakan dalam semua aspek komunitas,” ungkap CEO Layanan Dukungan DEEN, Rabia Khedr.

Lebih lanjut kata dia, konferensi global disabilitas dan Islam ini dilakukan untuk mewujudkan prinsip, ‘Tidak Ada Tentang Kami Tanpa Kami’. Tidak hanya Islam tetapi juga untuk agama-agama lain.

“Konferensi ini untuk orang-orang dari semua agama, terutama mereka yang berinteraksi dengan Muslim penyandang disabilitas,” jelasnya.

Koordinator Konferensi Rafia Haniff-Cleofas ingin menumbuhkan pemahaman budaya yang lebih luas dan saling menghormati mengenai inklusi penyandang disabilitas melalui kemitraan strategis dan kolaborasi dengan Muslim. Pihaknya terbuka kepada pemeluk agama lain dan afiliasi non-agama.

“Saya harap Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah dan tantangan yang dihadapi oleh Muslim penyandang disabilitas di masyarakat, untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi masalah ini dan memastikan inklusi penuh untuk semua,” kata Haniff-Cleofas.

Allah memerintahkan kita untuk tidak pernah memandang rendah, melabeli, atau mengejek orang lain – seperti penyandang disabilitas – karena “mungkin mereka lebih baik dari mereka”. (49:11)

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *