Karomah Gus Dur, Menemukan Makam Asli Waliyullah di Wonosobo
HIDAYATUNA.COM – Gus Dur adalah sosok yang sangat gemar berziarah kepada para waliyullah, tidak perduli dimanapun tempatnya dan jam berapapun, jika ingin berziarah beliau pasti berangkat.
Tidak perduli di tengah hutan atau bahkan di atas gunung dengan dengan segala keterbatasan fisiknya Gus Dur akan lakukan. Seperti saat di Wonosobo daerah pegunungan yang konon terdapat makam seorang waliyullah bernama Syekh Hubbuddin.
Syekh Hubbuddin merupakan waliyullah yang berasal dari Iran dan merupakan ulama yang pertama kali membawa aliran Tarekat Naqsbandiyah di tanah Jawa.
Kejadian ini terjadi pada tahun 1994, saat itu tidak ada yang tahu dimana makam Syekh Hubbuddin yang sebenarnya. Saat itu Gus Dur sampai di Wonosobo menjelang subuh lalu beristirahat sejenak di salah satu pesantren.
Ditemani Gus Dur rombongan berangkat ke sebuah daerah yang diyakini masyarakat setempat sebagai makam Syekh Hubbuddin.
Masyarakat setempat menunjukkan bahwa makam Syekh Hubbuddin letaknya tepat di bawah sebuah pohon besar, namun anehnya Gus Dur justru tidak menghiraukannya.
Karena tidak dihiraukan Gus Dur, rombongan lantas segera berjalan menuju lokasi yang lain. Dan di tengah perjalanan mereka bertemu dengan sosok orang tua.
Dalam suasana yang masih sepi, mereka mengamati orang tua tersebut terus berjalan ke tengah sawah. Namun tiba – tiba saja ketika sampai di tengah sawah orang tua itu menghilang.
Gus Dur pun berkata “ Ya, itu tadi Syekh Hubbuddin. Di tengah-tengah sawah tadi makamnya.” Subhanallah
Banyak didatangi Peziarah Setelah ditemukan Gus Dur
Sejak ditemukan oleh Gus Dur makam Syekh Hubbuddin lantas ramai dikunjungi para peziarah. Masyarakat setempat sering melihat ada cahaya yang muncul terbang dari makam Syekh Hubbuddin.
Pernah juga terjadai saat seorang pemimpin pesantren bersama 12 santrinya berziarah. Lalu turun hujan sangat deras. Anehnya, mereka tidak kehujanan sama sekali.
Makam Syekh Hubbuddin berada cukup jauh diluar desa. Lokasinya di tengah-tengah areal persawahan dan bercampur dengan pemakaman umum setempat.
Di dekat makam terdapat sumber air yang sangat jernih dan dingin serta terus mengalir sepanjang waktu meskipun musim kemarau.
Ketika memasuki area makam peziara akan disambut dengan aura dingin dan sunyi lantaran komplek tersebut termasuk makam kuno yang ditumbuhi banyak pohon-pohon besar berusia ratusan tahun.