Gus Yahya Sebut Krapyak Punya Sejarah Penting Soal Kebangkitan NU
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau dikenal Gus Yahya menjelaskan dalam sejarahnya, kebaradaan Pondok Pesantren, Krapyak, Bantul, DIY, selalu menjadi pionir atas kebangkitan perubahan besar di NU.
Dalam hal ini, Gus Yahya menceritakan tentang Muktamar NU ke-28 tahun 1989 di Krapyak. Diaman dalam muktamar tersebut melahirkan perubahan besar dalam bidang fiqh.
Dimana NU menyatakan secara tegas dan resmi bahwa fiqih harus dikontekstualisasikan dengan zaman.
Hal itu disampaikannya dalam acara halal bihalal PWNU DIY di Krapyak, Ahad (28/5).
“Dan keputusan ini sebetulnya berawal dari pemikiran dari arahan Syaikhina Kiai Ali Maksum bahwa Islam itu harus solihun likulli zaman wa makan,” kata Gus Yahya dilansir dari perubahan.id, dikutip Selasa (30/5/2023).
Menurut Gus Yahya, jika ada orang yang mengaku Islam, tapi ternyata ia justru menjadi masalah, menjadi sebab kerusakan, atau menjadi sebab kekacauan, maka ia bukan Islam yang sebenarnya.
“Kalau ngotot disebut Islam berarti Islam abal-abal. Karena sekali lagi, Islam itu harus sholihun likulli zaman wa makan,” sambungnya.
Kaitannya dengan itu, Gus Yahya meminta untuk tidak mempertanyakan dalilnya. Pada intinya, kata Gus Yahya ulama harus mampu mendorong perubahan yang lebih baik.
“Saya tidak mau bertanya dalilnya apa? Pokoknya ya dalilnya ya Mbah Ali itu, sudah,” tegasnya.
“Kalau Mbah Ali sudah dawuh begitu ya itu dalil. Orang goblok nggak usah nanya-nanya lagi,” tandasnya. []