Dusta “Ikut Dalil”: Dalil Tawassul yang Sahih

 Dusta “Ikut Dalil”: Dalil Tawassul yang Sahih

Berjiwa Sebagai Peneliti (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Salafi pengakuannya mengikuti dalil sahih. Ini slogan saja, mau bukti? Jika mereka sudah menetapkan satu pendapat maka dalil apa pun yang tidak sesuai pasti ditolak, dengan 2 cara.

Pertama, dhaifkan hadisnya sekuat tenaga dan dengan cara apa pun. Kedua, Jika tidak mampu mendhaifkan karena hadisnya sahih maka kaburkan maknanya, kalau perlu pakai takwil (padahal mereka anti takwil, kecuali darurat).

Salafi melarang Tawassul dengan Nabi atau ulama yang sudah wafat. Hukumnya syirik.

Setiap hadis yang mengarah kepada Tawassul jenis ini selalu didhaifkan kecuali satu hadis yang tidak mampu didhaifkan. Yaitu saat ada orang yang buta minta doa Tawassul kepada Nabi, ternyata Nabi mengajarkan doa Tawassul (HR Tirmidzi).

Tetapi menurut Salafi, doa tersebut tidak dibaca oleh orang buta tadi, melainkan dibaca oleh Nabi. Kalau Nabi yang membaca doa tersebut kenapa bisa dicatat dan dihafalkan oleh beberapa sahabat?

Hadis Doa Tawassul

Nabi juga tidak membatasi doa Tawassul tersebut dengan melarang kepada orang lain untuk membacanya. Hadis berikut adalah bukti bahwa sahabat memang bertawassul dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً ضَرِيْرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ يَرُدُّ اللهُ عَلَيَّ بَصَرِيْ فَقَالَ لَهُ قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ وَشَفِّعْنِي فِي نَفْسِي فَدَعَا بِهَذَا الدُّعَاءِ فَقَامَ وَقَدْ أَبْصَرَ (رواه الحاكم 1929 والترمذي 3578)

Dari Utsman bin Hunaif: Suatu hari seorang yang buta datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkan saya sebuah doa yang akan saya baca agar Allah mengembalikan penglihatan saya.”

Rasulullah berkata: “Bacalah doa (artinya) Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu yang penuh kasih sayang. Wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta Tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku. Ya Allah berilah ia syafaat untukku dan berilah aku syafaat.” Kemudian ia berdoa dengan doa tersebut, ia berdiri dan telah bisa melihat.” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak No 1929)

Hadis ini memiliki banyak jalur riwayat, beliau mengatakan bahwa hadis ini adalah shahih dari segi sanad. Walaupun Imam al-Bukhari dan Imam Muslim tidak meriwayatkan dalam kitabnya.

Imam al-Dzahabi mengatakatan bahwa hadis ini adalah sahih. Dairiwayatkan oleh al-Turmudzi No 3578, ia berkata: Hadis ini Hasan Sahih Gharib.

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *