Di Ponpes Nurul Hikmah, Laboratorium Air dan Udara Kembali Diuji

 Di Ponpes Nurul Hikmah,  Laboratorium Air dan Udara Kembali Diuji

Foto: dok. Media Indonesia

HIDAYATUNA.COM, Tangerang – Ahmad Taufik selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, kembali menguji laboratorium air dan udara di sekitar Pondok Pesantren, atau Ponpes Nurul Hikmah Pasar Kemis, Tangerang, Banten, yang mengalami keracunan. Pengujian ini dilakukan kembali karena belasan santri maasih mengalami pusing, mual, dan sesak napas.

“Termasuk pabrik yang diduga menyebabkan keracunan itu. Selain itu, diperlukan waktu sekitar 10 hari untuk mengetahui hasil lab tersebut,” ujarnya.

Ahmad mengatakan dua perusahaan diduga jadi penyebab belasan santri mengalami keracunan. Posisi kedua pabrik tidak terlalu jauh dari pesantren.

“Kurang lebih satu kilometer dari pesantren. Sepanjang pabrik ke pesantren dipadati rumah warga. Tapi warga tidak mengeluh adanya perusahaan dan aktivitas warga berjalan normal. Jadi perlu kita uji laboratorium juga,” jelasnya, di Tangerang, Rabu, (4/9/2019).

Ia memaparkan bahwa kejadian keracunan ini baru kali pertama terjadi setelah pesantren 15 tahun berdiri. Sementara pihak pesantren tidak tahu penyebab keracunan tersebut.

“Dengan keterangan beberapa korban santri yang saya tanyakan itu juga baru mengalami sakit ini baru ini terjadi. Tunggu hasil dari laboratorium hasilnya ya,” paparnya.

Sementara bagi Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, bahwa pengecekan laboratorium limbah pabrik di lingkungan sekitar Ponpes Nurul Hikmah harus segara dituntaskan, dan berharap tidak ada lagi kasus serupa.

“Sudah saya instruksikan untuk DLHK mengecek limbah air dan udara di sekitar lokasi. Selain DLHK, camat setempat dan para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) harus cari tahu jua penyebab ini terjadi,” kata Bupati Tangerang itu.

Belasan santri Pesantren Nurul Hikmah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, harus dilarikan ke Puskesmas setempat karena diduga keracunan polusi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari salah satu pabrik.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *