Dawuh Mbah Moen: Indonesia Ndak Bisa Pisah Dengan NU

 Dawuh Mbah Moen: Indonesia Ndak Bisa Pisah Dengan NU

Dawuh Mbah Moen: Indonesia Ndak Bisa Pisah Dengan NU (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama khas Indonesia, (alm) KH. Maimoen Zubair atau lebih akrab dikenal dengan Mbah Moen pernah berkata bahwa sejatinya keberadaan negara Indonesia itu tidak bisa dipisahkan dengan NU (Nahdlatul Ulama).

“Indonesia ini ndak bisa dipisahkan dengan NU” kata Mbah Moen dalam video yang diunggah akun TikTok @titikterang.id dikutip Selasa (21/3/2023).

Menurutnya NU adalah salah satu pilar besar yang dimiliki Indonesia. Menurutnya tidak ada ormas lain yang memiliki pilar seperti pilarnya Indonesia.

Dan NU kata Mbah Moen memiliki itu. NU mengajarkan akan cinta tanah air. Sebab cinta tanah atau membela negara adalah bagian dari iman.

“Ngga ada pengurus besar (PBNU) yang punya pilar seperti pilarnya Indonesia (pilar empat). Indonesia sama PBNU. Namanya aja PBNU. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” jelasnya.

Kebesaran NU lanjut Mbah Mbah Moen kemudian melahirkan lagu yang monumental yakni “Yalal wathon yalal wathon hubbul wathon minal iman, wala takun minal hirman inhadu ya ahlal wathon.”

Sebagai informasi, NU berdiri pada 31 Januari 1926 M atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Sejak awal berdirinya hingga saat ini, kontribusi NU dalam pembangunan terlihat dari waktu ke waktu.

Peran NU di berbagai bidang kehidupan termasuk keterlibatannya di ranah politik membuat makin dikenal dan diperhitungkan.

Melansir laman NU Online, para ulama pesantren Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) mendirikan jam’iyah atau organisasi NU di kediaman KH Abdul Wahab Chasbullah di Kertopaten.

Sebelumnya, KH Wahab Chasbullah juga pernah telah mendirikan organisasi pergerakan Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916. Kemudian beliau juga mendirikan Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *