Bikin Merinding, Ini Puisi Cinta Sultan Sulaiman untuk Roxelana

 Bikin Merinding, Ini Puisi Cinta Sultan Sulaiman untuk Roxelana

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sultan Sulaiman Al-Qanuni dipandang oleh banyak ahli sejarah disebut-sebut sebagai Sultan Utsmaniyah yang paling berhasil. Masa pemerintahannya berlangsung dari 1520 sampai 1566 dan diwarnai oleh kegiatan militer yang berani yang memperluas wilayah serta pembangunan di bidang hukum, sastra, seni dan arsitektur.

Namun, dalam urusan romantisme, ia dikenal karena kisah cintanya yang fenomenal bersama istrinya, Hurrem Sultan atau yang dikenal dengan nama Roxelana–yang juga adalah mantan budaknya. Keromantisan Sultan Sulaiman diungkapkan melalui puisi untuk Roxelana.

Menulis puisi adalah cara Sultan Sulaiman dalam mencurahkan segenap suara batin dan jiwanya, terkhusus untuk sang Hurem Sultan, permaisuri yang ia cintai. Puisi yang sultan tulis menjadi bukti pula jika sejarah menyebutkan bahwa sastra di masa Sultan Sulaiman berkembang pesat.

Tentu kita telah mengenal banyak tokoh-tokoh hebat pada zaman dahulu yang selain melukiskan sejarah dengan pencapaian dan keahlian di bidang tertentu, juga mahir dalam mencipta karya sastra baik bertema cinta dan kemanusian juga tentang perjuangan. Salah satu tokoh tersebut adalah Sultan Sulaiman Al-Qanuni.

Sulaiman Al-Qanuni merupakan sultan kesepuluh dari kerajaan Islam Utsmaniyah Turki yang memimpin selama 46 tahun, yakni mulai tahun 1520 hingga wafatnya pada tahun 1566. Dunia mengenang sosoknya sebagai salah satu pemimpin Utsmani yang banyak membawa kemajuan bagi dinastinya dengan menaklukkan banyak wilayah di Asia dan Eropa, memenangkan banyak peperangan, serta meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Seperti Selim I, Mehmed II, Ahmed I, serta beberapa Sultan Utsmaniyah lainnya, Sulaiman Al-Qanuni juga masyhur dengan karya-karya puisi dan sajak yang dituliskannya. Dikisahkan dalam sejarah bahwa ia telah menuangkan suka dukanya memimpin kerajaan, menghadapi musuh, serta rasa cintanya ke dalam bait-bait puisi.

Salah satu puisinya yang paling terkenal adalah yang ia tulis untuk kekasih serta permaisurinya, Roxelana. Roxelana merupakan wanita yang paling dikasihinya karena kecantikannya yang memikat hati sang Sultan. Ia telah melahirkan lima orang anak, yaitu empat pangeran dan satu putri. Hal ini membuat Roxelana memiliki kedudukan yang tinggi di harem Istana Topkapi.

Dalam mengekspresikan cintanya kepada sang permaisuri, Sulaiman kerap menulis dan melantunkan puisi indah–yang kata anak zaman sekarang bikin baper. Begitu pula sebaliknya, Roxelana pun sering kali membalas sajak-sajak Sulaiman dengan kata-katanya yang tak kalah romantis.

Penasaran bagaimana puisi romantis Sulaiman untuk Roxelana? Berikut ini terjemahan puisi cinta Sultan Sulaiman Al-Qanuni yang begitu dalam dan menyentuh untuk Roxelana:

“Tahta relungku yang sepi, kesejahteraanku, cintaku, cahaya bulanku, sahabatku yang paling tulus, orang kepercayaanku, keberadaanku, Sultanaku, yang paling cantik di antara yang cantik …

Hidupku, alasan hidupku, surgaku, arak Kausar-ku, musim semiku, wajah riang cintaku, hari cerahku, makna hari-hariku, kekasihku bagai gambar yang tersulam di hatiku, daun yang tertawa…

Sumber kebahagiaanku, rasa dalam diriku, dewan hiburanku, cahayaku yang terang benderang, jerukku, delimaku, cahaya yang menyinari ruang pribadiku.

Tumbuhanku, manisku, harta karunku, kekasihku yang tak pernah tersentuh dan tak ternilai di alam ini, raja Mesir di hatiku, dewiku, Yusufku, arti keberadaanku, satu-satunya yang tidak membuatku menderita di dunia ini …

Istanbulku, Kahramanku, bumi Anatoliaku, Badakhshanku, Baghdad, dan Khorasanku, kekasihku yang lebih berharga daripada kota Roma dan seisinya…

Wanitaku yang memiliki rambut indah, cintaku dengan alis yang tajam, cintaku dengan mata yang penuh dengan kenakalan, aku kesakitan…

Jika aku mati, maka kaulah penyebabnya. Karena kau yang telah masuk ke dalam darahku dan menyiksaku, tolong aku, wahai kekasih non-Muslimku…

Di depan pintumu, aku terus-menerus berjaga dan memujamu, seakan-akan memujimu selalu menjadi sebuah kewajiban bagiku, aku akan selalu menyanyikan pujianmu…

Aku, pencinta dengan hati yang tersiksa, Muhibbi dengan mata yang bercucuran air mata, aku bahagia.” (AS/HIDAYATUNA.COM)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *