AS dan Taliban Menyetujui Status Gencatan Senjata Selama 7 Hari di Afghanistan

 AS dan Taliban Menyetujui Status Gencatan Senjata Selama 7 Hari di Afghanistan

Pemerintah Amerika Serikat atau AS dan Taliban Mengaku Telah Menyetujui Status Gencatan Senjata Selama 7 Hari di Afghanistan

HIDAYATUNA.COM – Menurut Kepala dari Pentagon (Markas dari Departemen Pertahanan AS), Amerika Serikat (AS) dan Taliban telah sepakat untuk mengurangi aksi kekerasannya di Afghanistan selama tujuh hari. Kesepakatan ini meningkatkan harapan dalam terbentuknya perjanjian damai untuk mengakhiri perang di antara mereka yang telah berlangsung selama 18 tahun.

“Selama ini kami telah mengatakan bahwa satu-satunya solusi terbaik di Afghanistan adalah melalui kesepakatan politik. Telah ada kemajuan dalam hal tersebut, dan saya harap dalam waktu dekat akan ada lebih banyak lagi yang dapat kami laporkan,” kata Esper kepada para wartawan di Brussels pada hari Kamis kemarin, dia juga menyebut bahwa pertemuannya dengan rekan-rekan North Atlantic Treaty Organization(NATO) sebagai pertemuan yang ‘produktif’.

Esper tidak menjelaskan lebih rinci tentang kapan status gencatan senjata parsial itu akan dimulai, tetapi pada hari Kamis kemarin Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa perjanjian damai antara AS dan Taliban sudah ‘sangat dekat’.

“Saya pikir kita sudah sangat dekat,” kata Trump dalam sebuah siaran podcast di Radio iHeart ketika ditanya apakah kesepakatan yang tentatif telah tercapai.

“Saya pikir ada peluang yang bagus bahwa kita akan membuat kesepakatan ini. Kita akan tahu (hasilnya) selama dua minggu ke depan,” tambahnya.

Komentar Trump tersebut adalah indikasi terbaru dari adanya kemajuan yang signifikan dalam proses negosiasi yang telah dilakukan AS dan Taliban sejak bulan Desember 2019 di ibukota Qatar, Doha.

Esper mengatakan bahwa nantinya jika proses itu berjalan, akan ada evaluasi secara terus menerus dari setiap aksi kekerasan yang muncul.

“Dalam pandangan kami, waktu tujuh hari itu untuk saat ini sudah cukup dalam semua hal, pendekatan kami untuk proses ini akan berbasis kondisi, saya akan mengatakannya lagi, berbasis kondisi,” katanya.

Perlu diketahui, dalam usaha pemerintahan Trump untuk mengakhiri konflik terpanjang mereka, AS dan Taliban telah terkunci dalam sebuah proses perundingan yang melelahkan, yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, juga telah mengatakan bahwa proses perundingan dengan Taliban telah mengalami ‘terobosan yang cukup penting’.

Beberapa sumber juga mengatakan bahwa gencatan senjata parsial ini dapat mengarah pada penandatanganan perjanjian perdamaian antara AS dengan Taliban, yang akan diteruskan dengan AS menarik ribuan tentaranya dari Afghanistan, dan sebagai imbalannya Taliban akan memberikan berbagai jaminan keamanan dan memulai pembicaraannya dengan pemerintah Kabul (ibukota Afghanistan).

Saat ini ada sekitar 13.000 tentara AS serta ribuan personel NATO lainnya yang berada di Afghanistan, 18 tahun setelah koalisi yang dipimpin oleh AS menyerbu negara itu untuk membalas serangan pada tanggal 11 September 2001 di AS.

Menurut pejabat pertahanan Afghanistan, berita tentang kesepakatan yang menjanjikan ini muncul di saat yang tepat, di tengah gencarnya serangan-serangan yang dilancarkan oleh Taliban, yang telah menguasai sekitar 40 persen dari wilayah Afghanistan. (Aljazeera.com)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *