Usai Islamkan Perempuan, Sekjen PBNU Jelaskan Soal Ajaran Islam

 Usai Islamkan Perempuan, Sekjen PBNU Jelaskan Soal Ajaran Islam

Mualaf Fatima (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Setelah menuntun seorang perempuan membaca kalimat syahadat, Sekjen PBNU, H Ahmad Helmy Faishal Zaini berpesan untuk tetap menghormati dan menyayangi orang tua. Meskipun orang tua tersebut berbeda keyakinan.

Devie Leviana Mukdani resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Proses ini dilakukan di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Senin (8/11/2021).

Helmy juga berpesan untuk tidak mendebat orang tua soal kebenaran agama.

“Kewajiban hormat kepada orang tua harus jalan terus. Kalau bisa semakin ditingkatkan. Nggak usah membantah. Iyakan saja. Tidak usah berdebat tentang kebenaran agama dengan orang tua. Nanti justru akan muncul persepsi sejak masuk Islam malah berubah jadi lebih baik,” kata Helmy kepada Devie.

Helmy menjelaskan bahwa Islam sangat memiliki ajaran untuk senantiasa memberikan penghormatan kepada orang tua. Helmy mengutip QS Al-Isra ayat 23 yang menjadi dasar hormat kepada orang tua.

“Kita menjunjung tinggi penghormatan kepada orang tua. Makanya setiap habis shalat dianjurkan membaca (doa) rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani shagira. Ya Allah ampuni saya dan kedua orang tua saya, dan sayangi mereka seperti mereka menyayangiku sejak kecil. Doakan itu untuk kedua orang tua. Kita kan nggak pernah tahu doa kita mana yang sampai,” terang Helmy.

Selain itu, Helmy pun menerangkan lima rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi semua umat Islam. Namun untuk saat ini, Devie dianjurkan untuk memperbanyak shalawat dengan kalimat yang relatif singkat dan mudah, yakni cukup shallallahu ala Muhammad. Lafadz shalawat itu, kemudian diajarkan langsung kepada Devie.

“Itu (shalawat) saja diulang-ulang. Kalau misalnya memulai pekerjaan, baca bismillahirrahmanirrahi. Perbanyak baca bismillah, alhamdulillah, subhanallah. Para kiai dan guru-guru kita mengajarkan agar memperbanyak membaca kalimat thayyibah (baik),” terangnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *