Turki Mendeportasi Muslim Uighur Kembali ke Cina Melalui Negara Ketiga
HIDAYATUNA.COM – Pemerintah Cina telah mendapatkan kecaman luas atas perlakuannya terhadap warga Uighur di wilayah barat laut Xinjiang, di mana hingga satu juta anggota kelompok minoritas yang mayoritas Muslimnya yang berbahasa Turki ditahan di kamp-kamp interniran.
Pemerintah Cina menganggap banyak anggota etnis minoritas Uighur sebagai “teroris” dan “separatis.” Mereka juga ditutuh telah memenjarakan mereka dalam skala besar dan telah mengubah Daerah Otonomi Uighur Xinjiang menjadi salah satu Police State paling terkontrol di dunia.
Menurut sebuah laporan dari The Telegraph, Turki membantu Cina memulangkan Muslim Uighur dengan mengirim mereka ke negara ketiga di mana mereka dapat diekstradisi oleh Beijing. Telegraph mendokumentasikan beberapa kasus di mana Turki mengirim Uighur ke negara-negara seperti Tajikistan, di mana lebih mudah bagi China untuk mengamankan ekstradisi mereka.
Cina dengan tegas menyatakan bahwa urusan Uighur dan Xinjiang adalah urusan internalnya. China mengambil langkah ekstrem untuk membungkam siapa pun yang berbicara menentang pemerintahnya.
Laporan yang bocor bulan lalu menyatakan bahwa Tiongkok menahan minoritas Muslim Uighur karena berjanggut, mengenakan jilbab, mengunjungi negara-negara asing dan memiliki anak “terlalu banyak”.
Tingkat kelahiran orang Uighur telah menurun lebih dari 60 persen dari 2015 hingga 2018. Di seluruh wilayah Xinjiang, tingkat kelahiran turun 24 persen tahun lalu dibandingkan dengan hanya 4 persen di seluruh negeri.
Beijing menyatakan bahwa pihaknya telah membuat pelatihan kejuruan yang dilakukan dimaksudkan untuk membantu membasmi ekstremisme dan separatisme Islam dan untuk mengajarkan keterampilan baru kepada penduduk setempat.