Tanpa Marah-marah, Begini Cara Menghukum Anak dalam Islam

 Tanpa Marah-marah, Begini Cara Menghukum Anak dalam Islam

Tanpa Marah

HIDAYATUNA.COM – Anak adalah titipan dari Allah SWT yang sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan merawatnya. Sebagai seorang anak, wajar jika sewaktu-waktu berbuat salah dan terkadang hingga membuat kita merasa jengkel.

Ketika anak berbuat salah, sering kali karena sudah terpancing emosi, sehingga amarahlah yang meluap bahkan pukulan sebagai bentuk hukuman yang diberikan.

Memberikan hukuman dengan memarahi dan memukul, hal ini dipandang bisa memberikan efek jera dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan tersebut.

Namun, kita juga perlu menyadari bahwa efek dari marah-marah dan pukulan yang diberikan pada anak dapat membekas di hatinya. Di mana anak bisa merasa trauma atau anak juga bisa kebal dengan perlakuan seperti itu.

Sehingga bukannya membuat anak menjadi lebih baik, tetapi justru memberikan dampak negatif di masa depan.

Dampak Negatif Memukul Anak

Memberi hukuman fisik bukanlah keputusan yang baik untuk diberikan kepada anak. Seorang pakar parenting yang bernama Carole Lieberman pernah mengatakan, bahwa dengan menghukum anak bisa menyebabkan sakit fisik dan emosional.

Hal ini menandakan bahwa orang tua tidak menyayangi anaknya. Bahkan anak juga akan berpandangan bahwa perlakuan orang tuanya tidak baik dan berpotensi membuat anak memiliki sifat agresif di masa depan.

Meskipun banyak orang yang masih percaya bahwa hukuman memukul akan segera membuat jera, namun hal tersebut tidaklah berlangsung lama. Bahkan akan memunculkan efek negatif ketika dirinya sudah dewasa.

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah jika perlakuan tersebut juga dipraktikkan ketika dirinya sudah memiliki anak kelak. Maka, bentuk hukuman yang menciderai fisik dan mental tersebut pun tidak akan berkesudahan.

Cara Menghukum Anak Menurut Islam

Islam hadir di tengah-tengah umat Islam untuk memberikan ajaran yang baik. Begitu juga dengan cara menghukum anak yang lebih baik daripada memberi pukulan dan marah-marah.

  1. Hentikanlah Perbuatannya Yang Salah

Ketika diketahui anak berbuat salah, maka segeralah untuk menghentikan perbuatannya tersebut. Jangan sampai kita menunda-nunda. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw di dalam hadist At-Tirmidzi:

Hentikan suara dahakmu (suara kekenyangan). Karena orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari kiamat.”

  1. Memberi Nasihat Dan Petunjuk Yang Baik

Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi saw yang memberikan nasihat serta petunjuk kepada Umar bin Abi Salamah saat sedang makan.

Nak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada di hadapanmu”.

Sehingga, ketika kita memberikan nasihat kepada anak tidaklah sekedar nasihat saja. Tetapi berikan juga petunjuk yang baik agar sang anak bisa menerapkannya dengan cara yang baik dan benar.

  1. Diizinkan Menjewer Anak, Tetapi Jangan Sampai Menyakiti

Ketika anak berbuat salah, maka kita juga bisa menjewernya. Perlakuan ini juga pernah dilakukan Nabi saw kepada Abdullah bin Bushr dan Nu’man bin Basyir yang merupakan anak-anak beliau.

Tetapi beliau menjewer bukan dengan amarah yang meluap dan sampai menyakiti anak. Menjewer dengan memberi nasihat adalah cara yang baik. Di mana Nabi saw mengatakan, “Wahai anak yang tidak amanah”.

  1. Boleh Memukul, Jika Tidak Juga Memperbaiki

Saat semua hukuman sudah dilakukan dan tidak juga memperbaiki sang anak, maka pukulan pun diperbolehkan. Tetapi dengan syarat-syarat tertentu, seperti tidak memberi pukulan yang meninggalkan bekas.

Alat yang digunakan juga bukanlah benda yang terlalu keras. Kemudian hindari memukul di wajah, kepala, dan kemaluan. Dan jika anak sudah meminta ampun, maka hentikanlah pukulan tersebut.

Agar anak bisa tumbuh dewasa dengan baik, maka hal tersebut bergantung kepada bagaimana kita mendidiknya sejak kecil. Memukul dan marah-marah bukan menjadi satu-satunya solusi untuk membuat anak tidak lagi berbuat salah.

Ada cara-cara yang lebih baik untuk menghukum mereka tanpa mengurangi rasa cinta kita kepada anak. Karena di masa anak-anak adalah masanya untuk belajar. Jadi, pastikan mereka mendapatkan pembelajaran yang baik dari orang tuanya untuk bisa turut diaplikasikan di masa depan.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *