Tafsir Al-Mishbah: Iman dalam Alam Suci yang Mulia
HIDAYATUNA.COM – Dalam kitab Tafsir Al-Mishbah Jilid 9, Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa iman dalam alam suci yang mulia. Artinya, iman menjadikan seseorang merasa berada di hadirat Illahi.
Prof Quraish Shihab mengatakan, siapa yang merasakan nikmat-Nya, dia tidak akan menghiraukan hal-hal yang berhubungan dengan alam suci itu. Dia juga tak akan menghiraukan hal-hal yang dapat mengantarnya tidak merasakan lezatnya iman.
Meski demikian, bukan berarti bahwa seorang mukmin harus selalu serius sehingga tak mengenal canda tawa. Sekian riwayat yang mengarah kepada larangan bercanda dan bergurau pun, lanjut Prof Quraish Shihab. Ditemukan misalnya dalam ucapan yang diduga sementara orang sebagai sabda Nabi Muhammad SAW berikut.
لا تكثروا الضَّحكَ فإنَّ كثرة الضَّحك تميت القلبَ
“Jangan memperbanyak tawa karena banyak tawa mematikan kalbu.”
Dalam riwayat itu dan yang semacamnya, Prof Quraish Shihab menjelaskan jika dinilai sahih maka harus dipahami bahwa lelucon tersebut ialah ‘yang tidak lucu’. Misalnya yang menyakitkan hati dan melengahkan dari tugas-tugas pokok.
Jauh sebelum Nabi Saw, Nabi Sulaiman AS yang mendengar suara atau ucapan semut pun tertawa. Hal ini dinyatakan dalam Alquran surat An Naml ayat 19:
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا
“Fatabassama dhaahikan min qauliha.”
“Maka dia tersenyum tertawa mendengar ucapan semut.”
Sekian banyak juga riwayat yang menginformasikan bahwa Rasulullah Saw pun tertawa dan bergurau. Menurut Sayyidah Aisyah, dia berkata:
ما رأيته مستجمعاً قط ضاحكاً حتى أرى منه لهواته
“Rasulullah SAW adalah seorang yang sering tersenyum dan tertawa, bahkan tertawa sampai terlihat gigi geraham beliau. Walau tidak terbahak, dan tidak mengucapkan kecuali yang haq.”