Wejangan Quraish Shihab Soal Memberi Nama Untuk Anak
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama pakar tafsir, M. Quraish Shihab memberikan wejangan bagi para orang tua yang hendak memberikan nama untuk anak mereka. Menurutnya nama tidak sekadar tanda yang berfungsi membedakan, tetapi melebihinya.
“Itulah sebabnya ada nama-nama anak yang telah dipilihkan sejak lahir, tetapi dalam perjalanan masa nama itu diubah dengan berbagai alasan dan dalih, baik logis maupun tidak,” ungkap Quraish Shihab dikutip dalam bukunya berjudul “Nama-Nama dengan Nuansa Islami Yang Indah Yang Bermakna”.
Dalam memilih nama, lanjut dia, banyak pertimbangan yang sering kali menyertai penetapan nama, bukan saja indahnya nama yang terpilih, tetapi ringan dan mudahnya terucapkan.
“Atau kekaguman sosok yang diambil namanya, atau waktu dan tempat kelahirannya bahkan mempertimbangkan awal huruf dari nama yang dipilih,” jelasnya.
Tidak dapat disangkal adanya pertimbangan dalam memilih nama-nama yang baik. Itu sebabnya Nabi Muhammad Saw mengubah sekian nama sosok yang diperkenalkan kepada beliau dengan alasan makna nama itu buruk atau bahkan bertentangan dengan tuntunan agama.
“Menantu beliau Sayyidina ‘Ali membawa putranya kepada Nabi saw dan ketika beliau mengetahui bahwa sang cucu dinamai Harb yang perarti perang, Nabi kemudian menukarnya dengan al-Hasan, yakni sosok yang baik,” jelasnya.
Cerita lainnya, ketika sahabat beliau yang tadinya bernama ‘Abdul Ka’bah yang bermakna Hamba Ka’bah, kemudian oleh beliau diganti menjadi ‘Abdurrahman bin ‘Auf (hamba Allah yang Maha Pengasih).
Begitu juga dengan yang lainnya, bernama Ashi (durhaka), beliau ganti menjadi ‘Abdullah. Ada lagi yang bernama Huzun yang bermakna sedih, beliau ganti dengan Sahl yang bermakna mudah.
Bahkan kota tempat beliau berhijrah yang tadinya bernama Yatsrib yaitu bermakna mengecam, beliau ganti menjadi al-Madinah yakni tempat peradaban.
“Memang pergantian nama tidak selalu mengikat dan wajib diikuti. Ada sahabat nabi yang enggan diganti namanya oleh Nabi dengan alasan, ia tidak akan menukar nama yang diberikan oleh ayahnya dengan nama lain. Nabi pun tidak memaksanya menerima usul beliau,” ujarnya.