Rekosntruksi Rumah Ibadah di Mosul, Ini Harapan Umat Kristen dan Islam
HIDAYATUNA.COM – Umat Kristen dan Muslim di Mosul, Irak berharap proses rekonstruksi tempat-tempat ibadah Mosul yang ikonik yang sebelumnya rusak parah oleh militan ISIS selama masa pendudukan kota tersebut pada 2014/2017 akan kembali membawa kedamaian antar umat beragama di Irak.
“Kami tahu ini akan menjadi tantangan bagi semua orang untuk membangun kembali kepercayaan di antara masyarakat. Tapi ini adalah keyakinan kami. Kami percaya pada Tuhan penuh belas kasih, dan kami percaya kami memiliki kemanusiaan ini sebagai tanggung jawab bersama,” Pastor Dominika Prancis Olivier Poquillon kepada Catholic News Service dari kota Irak Utara, dari Irbil.
Proyek perbaikan dari UNESCO dan didanai oleh Uni Emirat Arab tersebut tidak hanya membangun kembali Masjid Agung Al-Nouri Mosul, tetapi juga membangun kembali Gereja Konvensional Our Lady of the Hour yang ikonik di kota itu juga Gereja Katolik Al Tahera.
Sebelumnya militan ISIS pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi memproklamiskan kekhalifahan dari menara Masjid Al-Nouri pada tahun 2014, tiga tahun kemudian pemerintah kembali merebut kota tersebut melalui pertempuran yang terjadi hampir sembilan bulan. Ribuan masyarakat sipil tewas dan lebih dari 900.000 lainnya mengungsi. Pasalnya para ekstrimis mengancam umat Kristen untuk beralih ke Islam atau mereka memilih mati.
Kini umat Islam Mosul berharap dengan adanya rekonstruksi tersebut tetangga-tetangga Kristen mereka kembali dan dapat hidup damai berdampingan. Umat Muslim Mosul jugalah yang mengusulkan perbaikan atas kedua gereja tersebut kepada UNESCO.
“Ini bukan inisiatif dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Mereka (Muslim Sunni Mosul) mengatakan kepada UNESCO bahwa jika mereka membangun kembali Masjid Agung, kota ini tidak akan pernah lagi menjadi kota kami tanpa gereja Dominika,” kata Poquillon. (AS/Hidayatuna.com)