Polisi Tangkap Remaja yang Merencanakan Pembunuhan Massal di Dua Masjid

 Polisi Tangkap Remaja yang Merencanakan Pembunuhan Massal di Dua Masjid

Seorang Imam Terkemuka di Irlandia Peringatkan untuk Tingkatkat Keamanan Pasca Islamophobia Meningkat (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Seorang remaja berusia 16 tahun ditangkap polisi Singapura karena telah merencanakan pembunuhan massal di dua masjid besar di negara tersebut.

Pihak kepolisian Singapura resmi menahan bocah tersebut di bawah undang-undang ketat negeri tersebut. Hal ini karena renacana yang dilancarkan remaja dari etnis India ini ingin mengulang aksi pembantaian. Seperti di Masjid Christchurch 2019 silam.

Rencara Aksi Terorisme

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura menjelaskan bahwa aksi remaja tersebut terinspirasi dari ideologi kanan. Penahanan terhadap remaja ini dilakukan pada bulan lalu.

Hal itu disampaikan Kemendagri Singapura dalam keterangan persnya dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 29 Januari 2021.

“Seorang siswa sekolah menengah pada saat itu, ditemukan telah membuat rencana dan persiapan rinci untuk melakukan serangan teroris. Menggunakan parang terhadap umat Muslim di dua masjid di Singapura,” ujar Kemendagri Singapura.

Adapun dua masjid yang menjadi objek sasaran dari rencana remaja ini adalah Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak. Kedua masjid ini lokasinya tak jauh dari lokasi rumah pelaku.

Parahnya, selain berencana melakukan pembunuhan massal di dua masjid. Bocah tersebut juga akan melakukan live streaming atas aksinya tersebut.

Menurut Kemendagri Singapura, kasus tersebut nyaris mirip dengan kasus yang terjadi di Christchurch setahun silam.

“Dia meradikalisasi diri, dimotivasi oleh antipati yang kuat terhadap Islam. Dan ketertarikan pada kekerasan,” ungkap Mendagri Singapura.

Kementerian menjelaskan melihat rencana yang telah disusun remaja tersebut terpengaruh Brenton Tarrant. Brentin yang telah menembak mati 51 umat Muslim yang sedang sholat Jumat.

“Dia masuk dengan persiapan matang. Mengetahui bahwa dia akan mati, dan dia siap untuk mati,” jelasnya.

Dalam kasus ini lanjut, Kemendagri, bocah tersebut ditangkap sebelum dia melakukan serangan. Atau dia melaksanakan rencananya dan kemudian dibunuh oleh polisi.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *