Perhatian Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan
Khutbah Jum’at :
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ, الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكْ عَلى نَبِيِّنَا مُحمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانِ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَا بَعْدُ: فَياَ عِبَادَ اللهِ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَقُوْنَ. إِتَقُوا اللهِ حَقَ تُقَاتِهِ وَلاَتَموْتُنَ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ, أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ, يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Ma’asyirol muslimin, rohimakumullah..
Islam satu-satunya agama yang memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Tak ada agama lain yang memberikan perhatian pada ilmu pengetahuan seperti Islam. Banyak argumentasi tentang hal ini, setidaknya ketika seorang menjadi muslim, disyaratkan padanya berakal, tidak dalam kondisi gila, tidak dalam kondisi mumayyiz (mampu mengunakan akal) dan tidak dalam kondisi dipaksa alias tidak memiliki pengetahuan terhadapnya, sudah cukup memahamkan pada setiap kita bahwa ISLAM agama yang mempunyai dasar ilmu pengetahuan.
شْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ
“aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”
Orang tersebut secara mandiri dengan pengetahuannya dapat membuktikan kalimat yang diucapkannya dalam bersaksi/bersyahadat ini. Tema khutbah saat ini berkaitan dengan persoalan: benarkan Islam itu agama yang secara konsisten berpihak pada ilmu?
Guna memastikan jawaban atas pertanyaan ini, perlu kiranya disampaikan 4 hadits yang ma’ruf ditengah kaum muslimin, sehingga ketika di bacakan kalimat pertama, banyak kaum muslimin yang kemudian dapat melanjutkannya sendiri, saking populernya hadits tersebut di tengah kita semua.
طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
“mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”
kita tahu, banyak hukum-hukum syariat agama yang wajib atas kaum lelaki tapi tidak atas kaum wanita. namun kewajiban mencari ilmu dalam Islam tidak mengenal jenis kelamin ini, laki-laki dan perempuan semuanya memiliki kewajiban mencari ilmu pengetahuan ini. contoh syariat agama yang wajib atas laki-laki dan tidak atas perempuan adalah kewajiban sholat Jum’at seperti saat ini. dimana kewajiban menegakkan shalat Jum’at hanya berlaku bagi kaum lelaki dan tidak diwajibkan atas kaum wanita.
dari sini, kita bisa melihat Islam memiliki perhatian khusus terhadap ilmu penegetahuan sehingga kewajiban mencari ilmu tidak diberi batasan terhadap jenis kelamin. maka kita akan merasa aneh bila di zaman ini, wanita kita tidak diberi peran untuk maju dan mengembangkan ilmu pengetahuan. setiap kita memiliki wanita, yang statusnya mungkin sebagai ibu kita, saudara perempuan, istri atau anak kita, maka mendorong dan memotivasi mereka untuk maju dengan ilmu pengetahuan adalah bagian dari bentuk realisasi misi dan kewajiban yang ditetapkan Islam atas kita.
sejarah mencatat peran-peran wanita agung, dari prasejarah Rasulullah hingga di zaman beliau, seperti Maryam binti Imran, ibn Al-Masih, hingga Fatimah az-Zahra dan Khadijah al-Kubra, semuanya wanita-wanita yang ucapan dan pesan-pesannya mencerminkan kedalaman pengetahuan agama yang mengagumkan. kita juga harus mendesak pemerintah daerah di sekitar kita, untuk menjalankan amanat pengembangan ilmu pengetahuan ini. misi Islam dan kemaslahatannya ditentukan pada orang-orang yang maju secara sumber daya manusianya alias ilmu pengetahuannya yang maju dan berkembang.
ma’asyirol Muslimin, Rohimakumullah
berikut, Hadits yang berbunyi:
أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ
“tuntutlah Ilmu dari sejak lahir hingga ke liang lahat”
jika pada hadits pertama kewajiban itu tidak membatasi jenis kelaminnya, dalam hadits ini kewajiban itu tidak dibatasi waktu dan umur. anak yang baru lahir, sudah menjadi kewajiban bagi kita mengajari dan mendidiknya. dewasa ini berkembang teknik-teknik mendidik balita, anak-anak, remaja dan dewasa hingga metode pendidikan juga tetap ada bagian keluarga dan usia lansia. semua itu karena mencari ilmu tidak memandang usia.
banyak syariat agama yang kewajibannya ditetapkan bagi kalangan usia tertentu saja. contoh kewajiban syariat agama yang dibatasi oleh waktu ini, shalat subuh ada batas awal dan akhir waktunya, puasa Ramadhan ditentukan batas durasi dan waktu pelaksanaannya. Misanya tidak dibenarkan seseorang puasa selama 24 jam. walau di bulan Ramadhan. juga Haji, Allah menetapkan syariat pelaksanaanya hanya di bulan haji pada tanggal da hari yang ditetapkan. berbeda dengan ilmu, tidak dibatasi padanya waktu dan lamanya belajar.
Dari sini, kita perlu mendorong masyarakat kita, untuk aktif menghidupkan ilmu pengetahuan, memotivasi pemerintahan menyiapkan sarana prasarana Pendidikan dan infrastruktur hingga perpustakaan dan penyediaan guru dan Pendidikan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai investasi yang berkesinambungan bagi negeri ini.
Ma’asyirol muslimin, rohimakumullah..
Jika kedua hadits di atas menjelaskan ilmu tanpa Batasan jenis kelamin, umur dan waktu pelaksanaan serta durasinya, maka hadits yang berbunyi:
اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ
“carilah ilmu sampai ke negeri Cina”
Hadits ini menjelaskan pada kita, mencari ilmu tidak dibatasi tempatnya. Ketika kafilah Arab saat itu melakukan perdagangan mereka hingga ke negeri Cina, maka muncullah kalimat mencari ilmu sampai kenegeri yang terjauh (Cina) saat itu. Ini juga menjelaskan perhatian Islam sedemikian tingginya terhadap ilmu, sehingga taka da kewajiban yang begitu penting sepenting kewajiban ini dalam Islam.
Jika kita teliti secara mendalam, banyak syariat agama yang bukan saja dibatasi jenis kelamin, atau waktu serta umur dan durasinya, tetapi ada syariat yang membatasi pada tempat tertentu. Misalnya haji. Seorang tidak dianggap melaksanakan haji hingga ke Makkah, bukan ke negara lainnya atau tempat di luar kota suci Makkah. Yang demikian karena pelaksanaan syariat haji berlaku di tempatnya. Berbeda dengan mencari ilmu pengetahuan. Islam tak memberi Batasan dimana kita harus mencari ilmu. Seseorang bisa mencari ilmu di rumah mereka, di sekolah tempat yang dibuat dengan tujuan pembelajaran, di masjid atau di lingkungan dan tempat-tempat lain tanpa Batasan tempat.
Betapa agungnya ilmu di mata Islam, ketika kita melihat mencari ilmu tak dibatasi jenis kelamin, umur pencari ilmu, waktu mencari ilmu, lamanya mencari ilmu hingga tempat mencari ilmu. Maka jika ini dilaksanakan sesuai tuntunan Islam, taka da orang yang terbelakang dari kaum muslimin, dan dalam kehidupan ini muslimin akan paling banyak memberi konstribusi SDM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, kita dengan mudah memahami semua upaya yang mencegah wanita kita maju adalah upaya musuh Islam dan kemanusiaan yang membahayakan, ketika kita saksikan dewasa ini kecenderungan banyak wanita membuka aurat mereka, semua karena keterbelakangan akal dan ilmu di tengah mereka, sehingga menjajakan diri mereka dan terperosok pada jurang prostitusi.
Pendidikan mahal juga harus menjadi pusat perhatian kita saat ini agar taka da anak-anak dari masyarakat kita yang gagal sekolah karena tak mampu membayar sekolah, dampak dari semua ini adalah pada generasi yang tak terdidik, perilaku kasar dan cenderung destruktif terjadi pada anak-anak usia dini dan remaja karena keterbelakangan ilmu pengetahuan ini. Bukan hanya itu, tidak adanya sarana yang memadai, pustaka yang tak tersedia, membuat banyak generasi manjadi tak pernah berbagi pengalaman pada generasi berikutnya.
Shalat Jum’at harus dapat menjadi media estafet yang membangkitkan kesadaran keilmuan di tengah masyarakat, sehingga bertahap kita mampu bangkit meningkatkan sumber daya manusia dan menjadikan muslimin di negeri ini Tangguh dan ridak mudah terperosok pada hal-hal destruktif dan bahkan menjadi harapan masyarakat bangsa dan negara. Yang demikian karena ISLAM mengajarkan kita untuk perhatian dengan ilmu pengetahuan.
بَارَكَ الله لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ