Panduan Sholat Tarawih Cepat
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Bagi yang kebetulan mendapatkan imam yang tarawihnya cepat, atau barangkali memang sengaja memilih yang cepat, ada beberapa panduan agar shalatnya tetap baik.
Sholat cepat itu tidak ideal sehingga kalau dilakukan asal-asalan bisa tidak sah. Agar tetap sah dan baik, maka berikut panduannya:
1. Membaca fatihah tidak boleh grusa-grusu. Seluruh panjang pendek dan tasydid harus diperhatikan. Apabila kurang satu tasydid saja, maka batal bacaan fatihahnya sehingga perlu diulang.
Sebab itu, bagi makmum sebaiknya membaca fatihah sejak awal berdiri. Jangan menunggu membacanya setelah amin agar punya lebih banyak waktu.
2. Saat rukuk dan sujud cukup membaca tasbih sekali saja tapi dengan bacaan yang baik. Itu lebih baik daripada dibaca tiga kali tapi dengan kalimat yang tidak jelas maknanya karena terlalu cepat.
3. Saat i’tidal cukup membaca “Rabbana walakal Hamdu.”
4. Saat duduk di antara dua sujud cukup membaca “Rabbighfir li,” kalau waktu mencukupi, bisa dibaca lanjutannya sesempatnya sampai imam bergerak untuk sujud.
5. Saat duduk tahiyat, cukup membaca bacaan tahiyat sampai bacaan shalawat “Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa’ala ali Sayyidina Muhammad.” Selanjutnya langsung salam.
Dengan cara ini, maka bacaan shalat tidak akan belepotan dan tarawih 20 rakaat bisa selesai hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit. Praktik shalat ini sudah baik dan bagus untuk standar umum.
Ada cara yang lebih cepat lagi dengan cara tidak membaca apa-apa selain takbiratul ihram, fatihah, tahiyat dan salam dengan catatan tetap menjaga tumakninah.
Akan tetapi ini tidak saya rekomendasikan sebab seharusnya seorang hamba merasa malu menghadap Tuhan semesta alam yang katanya disembah dan diagungkan tapi kok kesannya pengen cepat kabur gak kerasan saat menghadapnya? Semoga bermanfaat. []