Pakistan Kutuk India Karena Larang Muslim KashmirSalat Idul Adha dan Kurban
HIDAYATUNA.COM – Pakistan mengutuk pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah India Selasa pada doa tradisional Idul Adha, festival kurban umat Muslim, di wilayah Kashmir yang dikelola New Delhi.
“Pengenaan larangan sholat pada salah satu hari paling penting dalam kalender Islam merupakan penghinaan penuh oleh pemerintah India atas sentimen Muslim,” kata perwakilan kementerian luar negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (30/7/20).
“Ini juga merupakan pelanggaran mencolok kebebasan fundamental mereka. agama, ” lanjut pernyataan tersebut.
Pihak berwenang India, menurutnya, menggunakan pembatasan terkait Covid-19 sebagai alasan untuk mengekang kebebasan beragama umat Islam di lembah yang disengketakan itu.
Islamabad mendesak organisasi internasional, seperti PBB dan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk memperhatikan “penolakan tajam” atas hak-hak agama dan kebebasan orang-orang Kashmir yang melanggar hukum dan konvensi internasional.
“India harus menyadari bahwa dengan langkah-langkah represif seperti itu, India tidak dapat menghancurkan kehendak rakyat Kashmir dan menekan aspirasi sah mereka untuk menentukan nasib sendiri seperti yang diabadikan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan,” tambahnya.
Kashmir merupakan wilayah Himalaya yang mayoritas penduduknya Muslim, dipegang oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sebagian kecil Kashmir juga dipegang oleh Cina.
Sejak dipartisi pada 1947, India dan Pakistan telah berperang tiga kali, yaitu pada 1948, 1965 dan 1971 . Dua di antaranya di Kashmir.
Juga, di gletser Siachen di Kashmir utara, di mana pasukan India dan Pakistan telah berperang sekali sejak 1984. Gencatan senjata mulai berlaku pada tahun 2003.
Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan, atau untuk penyatuan dengan negara tetangga Pakistan. Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan telah terbunuh dalam konflik yang terjadi sejak 1989.