Orang Ngaji Sejatinya Adalah Menuju Kemuliaan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Aktivitas ngaji merupakan salah satu aktifitas yang kerap identik dengan para santri yang sedang belajar di pondok pesantren. Meski demikian juga termasuk aktifitas di masjid atau surau.
Lantas apa sebenarnya makna ngaji itu sendiri. Menurut pakar filsafat Islam Fahrudin Faiz, aktivitas ngaji sejatinya adalah proses menuju kemuliaan.
“Dari bahasa Jawa, saya memaknainya dari kata dasar aji. Jadi ngaji itu menuju kemuliaan, menuju aji,” kata Faiz dalam unggahan video akun Instagram @majelislogika_.
Jadi lanjut Faiz, berangkat dari hal tersebut, orang-orang Jawa kemudian mempunyai kearifan.
“Kalau kita belajar apapun itu pastikan korelasinya dengan peningkatan kualitas diri,” jelasnya.
Faiz menambahkan, dalam konteks ini, ngaji tidak hanya dihubungkan dengan membaca Alquran, atau kitab. Melainkan juga bisa dimaknai sebagai bentuk belajar.
“Saya di Jogja itu ada ngaji filsafat. Sering tiba-tiba ada yang kritik ngaji kok filsafat, ngaji ya Alquran. Jadi padahal dia lupa istilah ngaji itu bahasa Jawa sebenarnya,” ujarnya.
Dirinya menyebut ngaji itu tidak hanya sekedar formalitas atau hafalan saja. Melainkan juga sebagai aktivitas untuk meraih kemuliaan.
“Kita yang jadi semakin mulia tidak sekedar membaca formalitas, seberapalan tapi dari aktivitas ngaji itu kita tambah aji tambah kuliah sebagai manusia menginginkan kualitas kita,” tandasnya. []