Menikah lah Bukan Karena Ikut-Ikutan

 Menikah lah Bukan Karena Ikut-Ikutan

Menikahlah karena

HIDAYATUNA.CO.ID – Menikahlah karena sudah siap, bukan ikut-ikutan. Pernikahan menjadi salah satu penyempurna agama yang dilandasi dengan rasa cinta dan mengharap ridho Allah SWT. Namun seiring berjalannya waktu, hakikat menikah terkadang disalahartikan.

Menikah tidak hanya bermodalkan rasa cinta saja. Begitu pun menikah juga tidak hanya bermodalkan harta yang sudah cukup saja. Namun, menikah juga haruslah siap, baik dari segi fisik, mental, dan finansial.

Dengan mempersiapkan ketiganya sebaik mungkin, hal ini membuktikan bahwa kita telah siap untuk membawa tanggung jawab rumah tangga. Mental kita telah siap untuk nantinya hidup bersama dengan orang lain (suami), serta saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Begitu juga dengan finansial yang telah siap. Baik untuk biaya pernikahan, biaya hidup, hingga memikirkan masa depan ketika sudah memiliki anak, yakni biaya untuk pendidikannya. Segalanya harus dipikirkan secara matang untuk meminimalisir risiko yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sayangnya, fenomena yang terjadi saat ini, di mana memutuskan menikah dikarenakan telah melihat temannya yang sudah berkeluarga dan bahagia dengan pasangannya.

Hal inilah yang kerap terjadi. Sehingga perencanaan dan persiapan yang matang menjadi dikesampingkan. Sedangkan menikah bukanlah perkara sederhana yang setiap saat di mana pun dan kapan pun akan selalu romantis.

Namun ada kalanya suatu masalah muncul di tengah rumah tangga. Sehingga di momen seperti inilah yang menuntut kita untuk bisa berpikir dan bersikap bijak dalam mengatasinya.

Tujuan Menikah

Memutuskan untuk menikah berarti juga harus tahu tujuan seperti apa yang hendak dicapai. Dengan mengetahui tujuan tersebut secara baik, hal ini membuat pernikahan Anda lebih bermakna dan menjalankan rumah tangga pun bisa lebih bertanggungjawab.

Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al Quran surat Ar-Rum ayat 21.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Lalu, apa sebenarnya tujuan dari menikah?

1. Beribadah Kepada Allah SWT

Salah satu tujuan menikah adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Di mana selain untuk menyempurnakan agama, menikah juga bisa melipatgandakan pahala. Oleh karena itu, menikahlah karena Allah SWT dan bukan karena lain hal.

  • Mendapat Keturunan

Sesuai ajaran Islam, menikah juga bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Sebagaimana di dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 72.

Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagian kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.

  • Membangun Generasi Yang Beriman

Dilangsungkannya pernikahan bertujuan untuk membangun generasi yang beriman. Di mana setiap pasangan tentu mengharapkan keluarga yang harmonis serta mampu menciptakan generasi-genarasi yang berakhlak mulia dan menjalankan segala sesuatunya berdasar pada syariat Islam.

Menikahlah Karena Sudah Siap, Bukan Karena Ikut-Ikutan

Menikah menjadi momen sakral untuk menggabungkan dua keluarga besar menjadi satu. Berlangsungnya pernikahan bukan karena merasa iri dengan teman yang sudah menikah maupun merasa didahului. Sebab menikah sendiri juga bukanlah kompetisi.

Jika keputusan kita menikah hanya karena rasa ingin apalagi rasa takut didahului, hal inilah yang mampu menimbulkan risiko di dalam rumah tangga.

Karena tidak sedikit rumah tangga yang ketika mengalami suatu konflik kemudian berujung kepada perceraian. Hal seperti inilah yang berusaha untuk dihindari.

Rumah tangga tidaklah dibangun melalui siapa yang paling cepat, tetapi merekalah yang benar-benar siap untuk berkomitmen dalam rumah tangga.

Setiap pasangan tentu mengharapkan pernikahan mereka tetap awet hingga maut memisahkan. Oleh karena itu, persiapan matang memegang peranan penting.

Kita bisa saja menikah muda, asalkan sudah sama-sama siap. Namun jika nikah muda atau pun nikah terlalu cepat tanpa adanya persiapan, hal inilah yang sebaiknya dihindari.

Menikahlah karena memang telah mampu dalam hal fisik, mental, dan finansial. Bukan karena ikut-ikutan semata tanpa ada persiapan matang. Sehingga nantinya kita bisa menyempurnakan agama dengan sebaik-baiknya untuk mencapai ridho Allah SWT.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *