Menafkahi Keluarga dari Hasil Korupsi, Bagaimana Hukumnya?
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kasus korupsi di Indonesia belakangan kembali mencuat ke publik. Lantas bagaimana hukumnya menafkahi keluarga dari hasil korupsi berdasarkan pandangan Islam?
Menanggapi hal itu, ulama pakar tafsir alquran, Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan masalah tersebut. Menurut Quraish Shihab, semua harta benda yang dikumpulkan dari korupsi lalu diberikan untuk anak-anak, maka makanan yang dikonsumsinya berdampak buruk pada karakter anak tersebut.
Hal itu dijelaskan Quraish Shihab saat menjawab pertanyaan Najwa Shihab sebagaimana video yang diunggah akun Youtube Najwa Shihab, Senin (7/12/2020).
Larangan Korupsi dalam Islam
Quraish Shihab menceritakan sebuah kisah, ada seorang ibu pernah ditanya, “anak-anakmu semuanya sukses, kenapa?”.
Kemudian, ibu itu menjawab dengan tiga hal yang selalu dia lakukan.
“Pertama, kami tidak memberikan makanan haram. Kedua, kami selalu berdoa untuk dia dengan berkata bahwa semoga Tuhan membantumu,” ungkap Quraish Shihab.
Kendati mereka nakal, lanjut dia, si ibu itu selalu berdoa agar Tuhan memberikan hidayah kepada anaknya tersebut.
“Ketiga, saya tidak pernah menuntut anak saya untuk mendapatkan ranking satu dalam pelajarannya, yang saya tuntut adalah belajar sungguh-sungguh,” sambungnya.
Kemudian Quraish Shihab mengutip Hadis Nabi. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari hal yang dimurkai Allah (haram) dan neraka adalah paling tepat untuknya,” (HR Ahmad ).
Quraish Shihab mengatakan ada hal yang perlu digalakkan dalam masyarakat yakni peran istri dan anak-anak. Jangan mendorong suami secara langsung atau tidak langsung untuk melakukan korupsi, melainkan menjaga suami supaya tidak melakukan korupsi.
“Ada satu hal dalam Alquran, ayah atau ibu kalau melihat anaknya ada sesuatu kelebihan, hendak ditanya dari mana sumbernya. Istri juga, kalau lihat gaji suaminya hanya terbatas sekian tiba-tiba ada sesuatu yang sangat mahal, dia berkewajiban bertanya dari mana sumbernya,” katanya.
Langkah tersebut penting dilakukan agar semua anggota keluarga merasa tenang dan saling mengingatkan bahwa tindakan korupsi sangat tidak diperbolehkan.
“Dalam konteks keluarga, jika ada teman atau atasan yang melakukan korupsi, harus segera dilaporkan,” tagasnya.