Lakukan Ini Agar Ujian Terasa Nikmat
HIDAYATUNA.COM – Terkadang ujian yang datang itu terasa sulit. Namun Allah SWT menjanjikan kemudahan bersamanya. Lalu, bagaimana agar ujian dari Allah itu terasa nikmat?
Ujian datang kapan saja tanpa bisa direncanakan oleh siapa pun. Hanya Sang Pencipta yang tahu kapan, kepada siapa, dan bentuk ujian seperti apa yang akan diberikan.
Tidak sedikit orang yang mengeluhkan ujian tersebut. Merasa putus asa, marah, menyalahkan diri sendiri, bahkan hingga menyalahkan Allah SWT. Tapi, bisakah kita tetap merasa nikmat ketika ujian datang?
Nabi Muhammad saw pernah mendapatkan ujian tidak hanya sekali atau dua kali saja. Berkali-kali beliau dapatkan dengan level yang cukup berat.
Dilempari batu, dilempari kotoran, ditinggal orang-orang tersayang, dicaci maki, dan masih banyak lagi.
Tetapi apa yang dilakukan Nabi saw? Beliau tidak menaruh dendam apalagi membalasnya. Beliau tetap melanjutkan dakwah dengan cara yang baik.
Tentu saja tidak ada manusia lain selain Nabi Muhammad saw yang bisa menghadapi ujian dari Allah SWT dengan sebaik itu.
Setiap orang menghadapi ujian dengan berbagai cara. Ada yang tetap bersabar, menyertai dengan doa, dan tidak sedikit juga yang menghadapinya dengan keluh kesah dan amarah.
Namun percayalah akan janji-Nya di dalam surah Asy-Syarh ayat 5, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.
Ayat ini menjadi kado teristimewa dan menyejukkan bagi setiap umat Islam yang tengah mendapatkan ujian.
Kita tidak perlu merasa khawatir dengan hadirnya ujian apalagi merasa putus asa. Inilah bentuk kasih sayang Allah SWT yang sesungguhnya dan inilah bentuk hadirnya Allah SWT bersama kita.
Di mana yang sebelumnya kita terlalu disibukkan dengan urusan duniawi sehingga semakin jauh dengan Allah SWT, maka melalui ujianlah kita bisa kembali berkhalwat dengan-Nya.
Tidak ada kata terlambat untuk menjalin hubungan, berkomunikasi, dan meminta kepada Allah SWT. Karena Allah SWT lah yang mendatangkan ujian di tengah kehidupan kita.
Sulit memang rasanya untuk tetap bisa tersenyum dikala ujian datang. Tetapi di momen inilah kesabaran kita diuji, menerima dengan lapang bahwa hal ini sudah digariskan, tetap berdoa, dan berikhtiar.
Serta yang tidak kalah penting, janganlah berputus asa karena proses kehidupan masih berlanjut dan harus dijalani dengan penuh semangat dan keyakinan.
Semangat terbesar sebenarnya datang dari diri sendiri. Di mana kita bisa menanamkan pada diri akan mindset positif. Berpikiran bahwa setelah melewati ujian ini, ada kejutan dari Allah SWT.
Oleh karena itu, survive sudah sepatutnya diterapkan dalam menghadapi apa pun ujiannya.
Hal lain yang bisa membuat kita tetap bersemangat adalah membuka mata serta melatih kepekaan akan kondisi di sekitar kita.
Melihat orang-orang yang mengalami ujian lebih berat dari kita dan masih tetap berusaha.
Hal itu akan memunculkan rasa syukur yang sangat besar, bahwa kita menerima ujian ini tidaklah sendirian. Walaupun bentuknya berbeda-beda, tetapi kita berjuang bersama-sama.
Allah SWT tahu mana hamba yang berusaha sekeras mungkin tanpa melupakan-Nya dan mana hamba yang hanya berkeluh kesah tanpa berusaha. Kenikmatan dan kebahagiaan akan benar-benar bisa dirasakan setelah ujian ini berhasil dilalui.
Bahkan ada hal yang tidak kita sadari, bahwa ujian adalah sebentuk pelajaran yang bisa menaikkan tingkatan mental kita menjadi lebih kuat.
Saat kita mendapatkan ujian lain, maka kekuatan itu baru kita sadari. Baik itu kesabaran kita yang bertambah, cara kita mengatasinya, cara berpikir kita dalam memandang ujian tersebut, dan sebagainya.
Kita menyadari bersama bahwa menghadapi suatu ujian tidaklah nikmat. Namun, cara kita menghadapinyalah yang bisa membuatnya nikmat. Dengan demikian, kekhawatiran, keluh kesah, dan keputusasaan bukanlah solusi yang tepat.
Tetapi semakin kita menjadi pribadi yang baik, saat kita mampu tetap berpikiran positif di tengah kesulitan sehingga, anggota gerak kita turut bisa melakukan suatu usaha yang positif juga.