Ketika Imam Al-Ghazali Dibutakan oleh Cinta
HIDAYATUNA.COM – Tidak banyak yang menyadari ternyata Imam Al-Ghazali adalah penggemar berat dari sosok Rabiah Al-Adawiyah, seorang wanita dikenal karena kecintaannya terhadap Allah.
Hal tersebut terlihat saat ia mengutip rangkaian syair Rabiah Al-Adawiyah dalam karya monumentalnya yaitu Ihya Ulumuddin.
Apa yang dilakukan Al-Ghazali terbilang aneh, karena ia mengecam kebiasaan masyarakat zamannya yang doyan bersyair.
Namun magis Rabiah tidak dapat ditolak Al-Ghazali, ia membaca hampir seluruh syair Rabiah. lalu memilih mengutip beberapa bait ini:
أُحِبُّكَ حُـبَّينْ حُبُّ الهَوَى وَحُــبَّا لأنَّكَ أَهْلٌ لِـذَاكَا
فَأَمَّا الَّـذِي هُوَ حُبُّ الهَوَى فَشُـغْلِي بِذِكْرِكَ عَمَّنْ سِوَاكَا
وَأَمَّا الَّـذِي أَنْتَ أَهْلٌ لَـهُ فَلَسْتُ أَرَى الكَوْنَ حَتىَّ أَرَاكَا
فَمَا الحَمْدُ فِي ذَا وَلاَ ذَاكَ لِي وَلَكِنْ لَكَ الحَمْدُ فِي ذَا وَذَاكَا
“Aku mencintaimu karena dua hal: pertama karena cinta pada cinta, Dan kedua karena engkau memang pantas dicinta.”
“Cinta pada cinta adalah saat aku terlalu mabuk asmara mengingat akan dirimu, tidak terbagi cintaku pada yang lain.”
“Dan tentang engkau yang pantas dicinta adalah karena aku tidak melihat segala-galanya kecuali dirimu”
“Aku tidak butuh pujian karena ini dan itu, tapi karna engkaulah yang pantas akan semua itu.“
Dari syair inilah lantas Imam Al-Ghazali menemukan cahaya terang, cinta yang dimaksud Rabiah adalah kenikmatan memandang keagungan Allah SWT.
Cinta kepada Allah SWT inilah cinta yang tak terbagi, cinta yang membutakan para pecandunya dari semua hal. Sebagaimana firman Allah dalam hadis qudsi :
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Aku telah menyediakan bagi hamba-hambaku yang shaleh kenikmatan yang belum pernah ada mata manusia yang melihatnya, belum pernah ada telinga yang mendengarnya, dan belum pernah ada hati yang membayangkannya.”
“Keterangan-keterangan tersebut telah menjelaskan segalanya,” ujar Al-Ghazali,
Al-Ghazali menyadari bahwa keagungan Allah SWT adalah cinta yang dimaksud Rabiah. Cinta yang tak terbagi, cinta yang membutakan pecandunya pada semua hal.
Sumber : Ihya Ulumudin – lirboyo.net