Kehebatan Mazhab Syafi’i
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Berikut ini adalah sedikit catatan yang akan mengulas tentang kehebatan mazhab Syafi’i. Tetapi sebelum itu sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu mazhab.
Mazhab adalah kumpulan daripada kaedah-kaedah umum yg di buat oleh mujtahid Mutlaq berdasarkan kajian mereka dalam Al-Qur’an dan sunah yg mana kaidah-kaidah tersebut akan digunakan untuk beristinbat hukum dari Al-Qur’an dan sunah secara umum. Beginilah mazhab secara umum dalam fikih atau akidah.
Dalam kasus mazhab Syafi’i secara khusus didefinisikan bahwa mazhab Syafi’i adalah kumpulan dari kaidah-kaidah istinbat yang dibuat oleh al-Imam Syafi’i yg hasilnya berupa aqwal (pendapat al-Imam Syafi’i langsung) dan aujuh (pendapat murid-murid beliau) dalam mazhab.
Yang dimaksud dengan para murid al-Imam Syafi’i adalah para ulama yg beristinbat menggunakan kaidah beliau yang wafat sebelum masuk abad ke-5 Hijriyah.
Baru kemudian pendapat mereka dilegitimasi sebagai bagian dari mazhab Syafi’i bertemu secara langsung dengan al-Imam Syafi’i atau tidak.
adapun ulama-ulama selepas abad ke-4 Hijriyah seperti al-Imam Nawawi dan Rofi’i pendapat mereka yg langsung diambil dari Al-Qur’an dan sunah tidak dinisbatkan sebagai bagian dari mazhab Syafi’i.
Akan tetapi sebagai pendapat pribadi mereka (ikhtiyar) walaupun memakai kaidah mazhab Syafi’i karena jauhnya jarak antara mereka dan al-Imam Syafi’i.
Ini untuk mengajarkan kepada kita bagaimana hebatnya al-Imam Syafi’i dan betapa kompleksnya penyusunan sebuah mazhab.
Karena itu jika ada orang mengatakan bahwa mazhabnya al-Imam Syafi’i adalah hadis shohih saja dengan dalil إذا صح الحديث فهو مذهبي maka jelas orang itu tidak pernah belajar fikih Syafi’i karena perkataan itu hanya untuk masalah-masalah tertentu yg jumlahnya cuma 18 masalah saja.
Karena mazhab bukan hadis shohih akan tetapi bagaimana cara memahami hadis shohih dan dalil-dalil yg lain.
Karena jika mazhab hanya terbatas pada hadis shohih saja maka mudah sekali membuat mazhab serta membuat orang-orang biasa kurang ajar dengan para imam mazhab dengan mengatakan هم رجال ونحن رجال.
Padahal artinya mereka rijal dengan makna ulama akan tetapi anda rijal dengan makna mempunyai gender laki-laki. Wallahu a’lam bisshowab. []