Kauman Tempat Bersejarah Lahirnya Muhammadiyah
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kauman merupakan sebuah kampung di jantung Kota Yogyakarta yang berusia hampir sama tuanya dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sejak ratusan tahun lampau, kampung ini memiliki peran besar dalam gerakan keagamaan Islam.
KH. Ahmad Dahlan merupakan ulama pembaharu yang lahir di Kauman (sebelah barat alun-alun utara) Yogyakarta, pada tanggal 1 Agustus 1868.
Dalam buku “Pemikiran Pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan”, Asrori Mukhtarom menyebutkan kebanyakan kota besar dan kota kecil di Jawa, Kauman adalah salah satu di antara banyak wilayah Yogyakarta yang merupakan benteng kelompok santri.
Permukiman Kauman Yogyakarta dari sejak terbentuknya organisasi Muhammadiyah sampai dengan pasca kemerdekaan hingga kini menjadi basis organisasi Muhammadiyah.
Tak pelak kemudian dikenal dengan sebutan kampung Muhammadiyah.
Sementara itu, Cama Juli Rianingrum dalam buku “Wujud Nilai Budaya Jawa pada Permukiman Kauman Yogyakarta” juga menjelaskan Muhammadiyah lahir di tanah Kauman.
“Muhammadiyah lahir di dalam permukiman Kauman Yogyakarta, didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, dan dianut oleh segenap masyarakat sebagai penduduk tetap di Kauman Yogyakarta dan dihimpun dalam suatu organisasi masyarakat yang berpusat di Jalan KHA. Dahlan,” ungkap Rianingrum, dikutip Senin (05/12).
Ia menyebutkan bahwa masyarakat Kauman Yogyakarta termasuk kelompok yang taat menjalankan syariat agama Islam sesuai dengan Al-Qur’an.
Namun disisi lain tetap membantu bila Keraton mengadakan upacara-upacara ritual.
Muhammadiyah di satu sisi membawa ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an, yang berarti kontras dengan ajaran dalam kejawen, namun di sisi lain tidak melepaskan diri dari budaya Jawa, karena secara historis masyarakat Muhammadiyah memiliki kaitan erat dengan budaya Jawa.
Bagi Muhammadiyah (Jawa), katanya ritual-ritual yang dilakukan Keraton Yogyakarta bukan bagian dari ritual agama Islam.
Untuk itu tidak perlu dipertentangkan, sehingga Muhammadiyah khususnya di Yogyakarta bisa menerima budaya setempat.
“Ciri khas Muhammadiyah salah satunya tertuang dalam nilai-nilai yang menjadi pedoman masyarakat Kauman dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan dalam melestarikan lingkungan hidup,” jelasnya. []