Hubungan Taqwa dengan Pengendalian Diri Menurut Al-Qur’an
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Taqwa adalah semacam perlindungan khusus terhadap Nafs (diri), yang disebut juga menjaga tempat suci.
Artinya, ketakwaan melindungi seseorang dari murka dan siksa Tuhan. Oleh karena itu, ini terkait dengan pengendalian diri.
Salah satu akidah Islam yang menjadi landasan terwujudnya pengendalian diri adalah keyakinan akan harkat dan nilai kemanusiaan.
Karena jika seseorang menyadari luhurnya derajat dan martabatnya, maka ia tidak akan puas dengan hal-hal yang tidak baik dan buruk.
Sebaliknya, seseorang yang tidak menganggap dirinya layak dan bermartabat akan menyetujui segala penghinaan dan orang lain juga tidak akan luput dari keburukannya.
Al-Qur’an menempatkan umat manusia pada posisi yang sangat tinggi, sesuatu yang tidak kita lihat di sekolah lain.
Al-Qur’an mengingatkan umat manusia bahwa ia telah dimuliakan oleh Tuhan dan dapat mencapai status yang tidak dapat dicapai oleh malaikat mana pun.
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra’ ayat 70)
Martabat manusia melekat pada ciptaannya. Hal ini karena ciptaan, kecerdasan, dan bakatnya serta aturan ilahi dan memiliki pemimpin yang sempurna.
Martabat manusia juga bisa diperoleh. Keistimewaan orang yang bertakwa adalah contohnya. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat ayat 13)
Maka setelah kriteria yang pertama yaitu penciptaan, maka ketakwaanlah yang menjadi kriteria keunggulan dan martabat manusia.
Martabat yang diperoleh ini dapat dianggap sebagai salah satu hasil terpenting dari pengendalian diri.
Taqwa, yang sering disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai suatu nilai dan merupakan sumber dari banyak nilai lainnya, merupakan semacam perlindungan khusus terhadap Nafs.
Pengendalian diri juga merupakan salah satu bentuk menjaga diri sendiri. []