Hadis yang Sulit Anda Dengar di Majelis Taimiyun atau Wahabi (Bagian 2)

 Hadis yang Sulit Anda Dengar di Majelis Taimiyun atau Wahabi (Bagian 2)

Mengembalikan Nasab Pada Aturan Hadis dan Fikih (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Melanjutkan tulisan, berikut ini hadis-hadis sebelumnya yang juga kemungkinan besar sulit Anda dengar dari majelis orang-orang yang mengaku salaf tapi sejatinya menyimpang dari jalan salaf.
2. Allah Wujud Tanpa Tempat
الُوا: اكَ لُكَ ا ال الَ: انَ اللَّهُ لَمْ
Artinya:
“Bani Tamim: Kami datang bertanya untuk bertanya tentang hal ini. Rasulullah bersabda: “Allah sudah tiada saat apa pun selainnya.”
Hadis tersebut kesahihannya sejelas matahari di siang bolong. Imam Bukhari dan para imam lain meriwayatkannya dari jalur yang tidak perlu dibahas lagi.
Para ulama dari kalangan ahli hadis dan ahli kalam semua kompak memahami hadis itu sebagai pernyataan dari Rasulullah bahwa wujud Allah tidak tergantung pada wujud apa pun selainnya.
Allah sudah ada saat apa yang kita sebut sebagai ruang atau tempat tidak ada. Saat itu, tiada atas, bawah, kanan, kiri, depan belakang, luar atau dalam, tapi Allah jelas wujud.
Mau bilang di atas Arasy? Saat itu Arasynya sendiri belum ada.
Di dunia ini, hanya Syaikh Ibnu Taimiyah seorang diri yang menekankan atas redaksi hadis di atas dan mempermasalahkan kesahihannya.
Baginya, yang tepat adalah Allah wujud dan tak ada yang wujud sebelumnya, bukan tak ada wujud lain selain Allah. Kritiknya termasuk kritik paling aneh dalam bab ini yang terlupakan serta dijawab oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dan para ahli lainnya.
Hanya ahli bid’ah yang alasan mengapa disebut Allah wujud tanpa apa pun selain dirinya sendiri yang dengan kata lain wujud tanpa tempat, tanpa ruang dan tanpa waktu sekali pun.
Bisa dimaklumi mengapa Ibnu Taimiyah disebut alasan beliau adalah ahli kalam pencetus teori bid’ah yang hawadits la awwala laha.
Kecil sekali kemungkinan anda akan mendengar penjelasan utuh atas hadis di atas majelis Wahabi sebab ini meruntuhkan salah satu ajaran’ah mereka.
Sudah maklum bahwa mereka semua, dari ulamanya sampai awamnya, sering berkata bahwa kalau Allah tidak di atas, tidak di bawah, tidak di samping, tidak di depan dan tidak di belakang artinya Allah tidak ada.
sebagian lagi mengatakan kalau bilang Allah tak bertempat maka sama dengan bilang Allah tidak ada.
Ucapan bid’ah ini pula yang membuat Wahabi kepanasan pada pernyataan Imam Salaf ath-Thahawi yang menafikan enam penjuru arah dari Allah.
Hadis ini mematahkan asumsi tersebut karena saat tak ada semua arah, Allah memang sudah ada.
Bersambung…

Abdul Wahab Ahmad

Ketua Prodi Hukum Pidana Islam UIN KHAS Penulis Buku dan Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Pengurus Wilayah LBM Jawa Timur.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *