Gus Mus: Bait-bait Burdah Imam Bushiri Bisa Jadi Obat
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dikenal dengan Gus Mus mengungkap sisi lain tentang kedahsyatan Kitab Burdah Imam Bushiri. Salah satunya, bait-bait di dalamnya mampu digunakan untuk sebagai suwuk atau pengobatan.
Penjelasan mengenai khasiat di balik bait-bait Kitab Burdah Imam Bushiri ini diungkapkan oleh Syekh Ibrahim Al Bajuri dalam membeikan syarah kitab burdah Imam Bushiri tersebut. Terkait syarah Burdah Imam Bushiri ini bukan hanya Syekh Bajuri saja yang membuat syarahnya. Melainkan banyak sekali yang lainnya membuat syarah dari Kitab Burdah Imam Bushiri.
“Buanyak sekali lainnya yang bikin syarah terhadap burdahnya Imam Bushiri. Banyak sekali,” kata Gus Mus dalam ngaji online Kitab Burdah Imam Bushiri Syarah Imam Bajuri. Diunggah diakun Youtube Gus Mus Channel dilansir Senin (26/4/2021).
“Ini (kitab burdah Imama Bushiri) sampai Imam Bajuri itu gak tau dari mana asalnya, bikin juga syarah. Tapi yang paling unik ya Imam Bajuri ini, gak tau apakah ia dapat ilham atau mendapat dari mimpi atau entah mendapat dari mana. Jadi syair-syairnya Imam Bushiri itu bait-baitnya bisa dipakai untuk suwuk (obat),” jelasnya.
Kedahsyatan Suwuk
“Nah jadi ada puisi sampai begitu dahsyatnya sampai bisa digunakan untuk suwuk. Jadi ini luar biasa,” ujar Gus Mus.
Gus Mus menjelaskan, misalnya kalau kalian hendak ingin sawah tidak serang hama tikus, maka setiap pojokan sawah ditaruh tulisan dari salah satu bait-bait qasidah burdah tersebut. Caranya setiap masing-masing pojokan sawah yang ada empat ditaruh tulisan dengan cara dipendam.
“Maka kata Imam Bajuri, tikus tidak berani menyerang tanaman kita,” kata Gus Mus.
Gus melanjutkan bahwa Imam Bushiri lahir bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia, yakni sekitar abad ke-13an. Tepatnya ia lahir pada tahun 1213 M.
Kemudian ia wafat pada usia 80 tahun. Ia lahir di sebuah desa bernama Bushir, yang letaknya di provinsi Bani Suwaif, Mesir. Ia meninggal di Iskandaria dan dimakamkan disana. Sampai saat ini, makamnya diziarahi banyak orang.