Gus Fahrur Minta Masyarakat Bisa Bedakan Dukun dan Kiai
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mengatakan bahwa dukun dan kiai merupakan dua hal berbeda. Dukun memakai trik, sementara kiai memiliki karomah.
“Keduanya berbeda. Dukun memakai trik, sedangkan kiai memiliki karomah (kemuliaan),” kata Gus Fahrur, dilansir dari NU Online, dikutip Rabu (03/08/2022).
Hal itu ia sampaikan saat menanggapi kegaduhan atas terbongkarnya trik-trik Gus Syamsudin yang viral. Gus Syamsudin kerap mendokumentasikan aksinya melalui kanal Youtube. Trik-trik itu kemudian dibongkar Pesulap Merah, Marcel Radhival.
Gus Fahrur menegaskan, karomah bukan hal yang bisa diperjualbelikan atau diobralkan. Karena tidak sembarangan orang yang memiliki karomah. Karomah hanya dimiliki orang-orang pilihan.
“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun dikiaikan, itu salah. Jangan kiaikan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral-obral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. (Kalau dukun) itu tipuan, sihir, atau sulap,” tegasnya.
Karomah seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan-keanehan yang dilakukan, tetapi ilmu dan amal. Para kiai yang memiliki karomah, kata Gus Fahrur, adalah mereka yang mengikuti sunnah dan syariat.
“Ukurannya bukan aneh. Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari shalat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang, tetap itu bukan wali,” ungkap Pengasuh Pesantren Annur Bululawang, Malang itu.
Ia menjelaskan karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang. Hal ini sebagaimana mukjizat yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad.
“Mukjizat yang dimiliki Nabi itu pun tidak diobral. Hanya saja, pada kondisi-kondisi tertentu, Nabi membuktikan mukjizat itu sebagai karunia dari Allah yang di luar kemampuan akal manusia,“ tandasnya.