Gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah di Bangun di Indonesia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam resmi dibangun di Indonesia. Sebagaimana diketahui kajian studi Islam ramai di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Namun masih sedikit yang secara khusus membuat pusat riset kajian tentang sejarah Nabi Muhammad. Dengan dibangunnya gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah maka akan semakin melengkapi kajian studi Islam di Indonesia.
Pembangunan gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam ini diinisiasi oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung. Dimana gedung ini sendiri dipusatkan di Kampus II UIN Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Mahmud mengatakan, gedung ini diharapkan menjadi pusat riset dan peradaban Islam dunia di dalam negeri nantinya. Ia menjelaskan, pembangunan gedung ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama pekan lalu.
“Pusat riset sejarah Rasulullah ini, nantinya menjadi yang pertama di lingkungan PTKIN,” kata Mahmud dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (20/10/2020).
Ia mengungkapkan bahwa dengan dilakukan pembangunan gedung tersebut merupakan bentuk kontribusi UIN Sunan Gunung Djati Bandung bagi umat Islam di Indonesia bahkan dunia.
Lokomotif Meneladani Rasulullah
Mahmud optimis UIN Bandung bisa menjadi lokomotif untuk meneladani Rasulullah dan peradaban Islam. Selama ini, peradaban Islam terpusat di jazirah Arab. Sehingga menjadi kendala bagi umat Islam di Indonesia untuk mengakses kawasan tersebut.
Dalam peletakan batu pertama, turut hadir Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla. Pada kesempatan itu ia mengaku apresiatif upaya UIN Bandung dalam membangun gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah tersebut.
Ia berharap dengan pembangunan pusat riset ini, umat Islam Indonesia tidak hanya mempelajari ritual ibadahnya saja, melainkan juga bisa menggali dan mengambil dari Rasulullah dalam hal kegiatan ekonominya.
“Umat Islam di Indonesia sangat jauh tertinggal dari segi ekonomi dibanding umat lainnya di Indonesia ini. Jika ada 10 orang kaya biasanya hanya 1 yang umat Islam. Untuk itu saya berharap kita umat Islam di Indonesia tidak hanya mencontoh nabi dari segi kehidupan ibadahnya saja tapi juga dari segi kegiatan ekonomi,” kata JK.
Ia menambahkan, jika melihat kehidupan Nabi Muhammad, dia menjadi pedagang sejak dari umur 13 tahun sampai umur 40. “Artinya 27 tahun dia menjadi pedagang lebih lama dibanding menjadi nabi yang hanya 22 tahun dijalaninya,” tegas JK.