Teladan Kesabaran dari Para Utusan Tuhan

 Teladan Kesabaran dari Para Utusan Tuhan

Teladan Kesabaran dari Para Utusan Tuhan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Dalam Islam, kisah para nabi dan rasul utusan Allah banyak diriwayatkan dan menjadi teladan bagi umat Islam. Banyak di antaranya mengandung hikmah teladan kesabaran yang luar biasa.

Kisah-kisah mengenai teladan kesabaran tersebut dapat ditemui dalam kisah Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa kisah teladan kesadaran para utusan Allah yang dapat kita ambil hikmahnya.

Nabi Ayyub As membawa teladan kesabaran yang begitu luar biasa bagi umat Islam.

Dikisahkan, Nabi Ayyub diuji melalui penyakit, seseorang berkata kepadanya bahwa status sebagai nabi pasti memudahkan doanya dikabulkan.

Atas dalil itulah seseorang itu melanjutkan, minta saja kepada Allah agar penyakit itu diangkat. Apakah kemudian Nabi Ayyub melakukannya?

Tidak, ia menahan diri karena hatinya meyakini bahwa bukan itu cara atau jalan untuk melalui musibah yang dihadapi.

Lalu, apa jalannya? Tiada lain adalah dengan sabar. Menahan derita akibat penyakit sekuat mungkin.

Sementara itu, kisah kesabaran yang menjadi teladan bagi umat manusia selanjutnya ialah Nabi Ibrahim. Beliau hidup ribuan tahun Sebelum Masehi yang kesabarannya luar biasa.

Dalam keteguhannya beriman kepada Allah, dia diikat dan dibakar hidup-hidup oleh penguasa zalim bernama Raja Namrud.

Nabi Ibrahim bersabar, tidak melawan kezaliman itu, hingga akhirnya Allah memerintahkan api yang panas menjadi dingin dan menyelamatkan sang khalilullah. ( QS al-Anbiya: 69).

Kesabaran dalam Ilmu Hadis

Al-Ghazali menjelaskan bahwa iman terbagi menjadi dua. Separuh pertama adalah sabar, kedua adalah syukur (Kitab Mukhtashar Ihya Ulumiddin).

Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan kedudukan sabar sebagai permata dari banyak permata yang berlimpah di surga.

Al-Ghazali menjelaskan, kebaikan agama itu terdapat dalam sabar, ini berarti ada banyak kemuliaan dalam sabar.

Mereka yang menahan diri alias bersabar berarti menyimpan permata dan kebaikan agama, sesuatu yang luar biasa berharga.

Sabar dalam beribadah adalah mengetahui dirinya tidak lama (hidup) sehingga selalu terdorong untuk berzikir dan beribadah. Kemudian, menahan diri untuk tidak memamerkannya kepada orang lain.

Sabar mendorong orang untuk beribadah dalam berbagai kesempatan. Lisannya mengagungkan asma Allah dan bersalawat.

Hatinya menyebut Allah, waktu senggang diisi dengan zikrullah, dengan begitu, batin menjadi tenang, terbebas dari dendam dan amarah.

Sabar akan menghadirkan optimisme di tengah tragedi yang dihadapi, dan kebahagiaan berada di dekat Allah “Mereka yang menahan diri alias bersabar berarti menyimpan permata dan kebaikan agama, sesuatu yang luar biasa berharga. []

Septiani Astuti

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *