Benarkah Semua Nabi dan Rasul Beragama Islam? Ini Penjelasannya
HIDAYATUNA.COM – Pertanyaan mengenai agama para nabi sebelum Nabi Muhammad masih sering muncul ditengah-tengah umat. Sementara Nabi dan Rasul yang membawa agama samawi jumlah memang sangat banyak sekitar 124 ribu.
Apakah para Nabi sebelum Nabi Muhammad beragama Islam? Atukah agama yang dibawa tiap Nabi dan Rasul berbeda-beda ? Begitu kurang lebih pertanyaan yang dilontarkan. Tentu pertanyaan ini sangat erat dengan ketauhidan.
Berdasarkan pernyataan di atas ada anggapan bahwa agama yang Allah turunkan itu banyak, sesuai dengan masa Nabi yang diturunkan. Jelas anggapan demikian tentu tidak benar dan harus diluruskan.
Jika kita menilik firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 19 dengan tegas menyatakan, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”
Agama yang membawa ajaran tauhid dan tunduk kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Begitulah yang diajarkan para Rasul dan juga Nabi Muhammad.
Mengenai hal ini, Imam ar-Razi mengutip salah satu pendapat Nabi Muhammad SAW berkata, “Aku hanyalah seorang manusia seperti semua pembawa pesan Tuhan yang mendahului aku.”
Ajaran Islam, Ajaran Nabi Terdahulu
Nabi Muhammad sebenarnya membawa pesan sesuai dengan para Nabi dan Rasul terdahulu. Islamlah yang dimaksudkan sebagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul terdahulu.
Jika kemudian ada yang dinamakan Yahudi dan Nasrani, hal itu semacam gelar yang melekat pada diri mereka atau penyebutan sebuah kaum dalam suatu masa. Yahudi merujuk pada salah satu nama putra Nabi Ya’qub yang bernama Yahouza atau Yahoude. Nama ini mulai paten ketika kerajaan Yahouza berdiri pada tahun 586 sebelum masehi.
Sedangkan Nasrani dinisbatkan pada segi geografis untuk menyebutkan para pengikut Yesus dari Nasirah (Nazareth). Juga dikaitkan dengan nama daerah di mana Isa dan Maryam tinggal. Mun’im Sirry menyebutkan bahwa tafsir umum demikian dianut ulama Muslim awal.
Terlepas dari Istilah Yahudi dan Nasrani, Allah menyatakan dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 67 bahwa Nabi Ibrahim tidaklah bagian dari kaum tersebut.
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Nabi Ibrahim beragama Islam yang ajarannya sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad sebagai utusan penutup akhir zaman.
Semua Nabi Ternyata Beragama Islam
Jika kemudian ada yang menanyakan kenapa ajaran para Nabi berbeda-beda, sebenarnya tidaklah demikian.
Perbedaan di antara para nabi terletak dalam hukum-hukum syari’at yang Allah ta’ala turunkan kepada mereka. Berkisar dalam tata cara dan ketentuan bersuci, salat, zakat, puasa dan lainnya.
Berkaitan dengan hal itu, Allah berfirman Allah ta’ala berfirman:
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
“Dan untuk tiap-tiap umat di antara kalian (umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya), Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS Al-Ma’idah: 48)
Secara mendasar ajaran para Nabi adalah sama. Persamaan itu meliputi dasar akidah ketauhidan, percaya hari kiamat, percaya kepada para malaikat-Nya dan percaya kepada para utusan-Nya. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa agama semua Nabi dan Rasul adalah Islam.