Balada Kaya dan Miskin

 Balada Kaya dan Miskin

Balada Kaya dan Miskin (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ada yang hendak menunjukkan jalan kezuhudan dengan bercerita kesederhanaan hidupnya dan mencela kemewahan duniawi beserta penikmatnya.

Cuma orangnya tak sadar bahwa pengakuan orang bahwa dia zuhud adalah bagian dari hal duniawi.

Yang zuhud betulan tak perlu pengakuan atau pembenaran dari orang lain, bahkan tak keberatan dikira tak zuhud sebab image zuhud adalah bagian dari kebanggaan duniawi.

Ada juga yang hendak menunjukkan kekayaan dengan bercerita tentang berbagai hal yang dia punya dan apa saja yang baru dia beli dan di mana saja belinya.
Cuma orangnya lupa bahwa orang yang kaya betulan sudah tak mau buang-buang waktu menerangkan betapa kayanya ia dan tak takut dikira miskin.
Orang hanya membanggakan apa yang spesial bagi dirinya, yang berlimpah kekayaan biasanya sudah menganggap kekayaan bukan hal spesial untuk diceritakan.
Ada yang tak berpunya tapi pura-pura kaya sebab malu disebut miskin. Memaksakan diri meniru gaya orang kaya. Tapi orang tetap saja tahu kalau ia tak berpunya.
Ada pula yang kaya tapi pura-pura miskin, pelitnya minta ampun. Tapi orang tetap saja tahu kalau dia kaya.
Sungguh unik manusia itu. []

Abdul Wahab Ahmad

Ketua Prodi Hukum Pidana Islam UIN KHAS Penulis Buku dan Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Pengurus Wilayah LBM Jawa Timur.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *