Arafah; Sejarah dan Maknanya Bagi Umat Islam
HIDAYATUNA.COM – Arafah tidak hanya dikenal sebagai nama tempat yang berada di timur luar kota Mekah, tetapi juga merupakan salah satu waktu yang dimuliakan. Pada hari Arafah jamaah haji diwajibkan untuk wukuf di Arafah dan memperbanyak memohon ampun.
Arafah merupakan padang perbukitan yang memiliki luas delapan kilometer persegi dan berjarak 22 kilometer dar Masjidil Haram. Padang Arafah, orang bisanya biasanya menyebutkan demikian sejatinya memiliki sejarah yang sangat panjang. Bahkan sejarah itu dimulai sejak Nabi Adam dan Hawa diturunkan dari surga kebumi.
قال اهبطا منها جميعا بعضكم لبعض عدو فإما يأتينكم مني هدى فمن اتبع هداي فلا يضل ولا يشقى
“Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi lawan bagi yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang menggunakan petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Taha: 123).
Padang ini juga menjadi tempat perjumapaan Nabi Adam dan Hawa setelah diturunkan dibumi dan sempat berpisah sekian lama. Maka ditempat ini dibangunlah Jabal Rahmah untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia itu.
Riwayat
Beberapa riwayat menceritakan bahwa kata Arafah diambil dari akar kata yang memiliki arti mengenal atau mengakui karena di sini manusia seharusnya mengenal jati diri dan menyadari dosa-dosanya. Sebagaimana kisah Nabi Adam dan Hawa ditempat ini telah mengetahui (Arafa) dosanya. Juga mengetahui (Arafa) cara bertaubat. Akar kata mengetahui ini kemudian berkembang menjadi nama Arafa.
Pentingnya Arafah juga dapat dilihat dari penjelsan Cendikiawan Muslim dan pakar tafsir Alquran Quraish Shihab. Beliau menjelasakan dalam bukunya “Haji dan Umrah” bahwa Nabi Ibrahim memperoleh penjelasan tentang manasik haji dari Malaikat Jibril di Arafah. Jibril bertanya, “Arafta (tahukah kamu)?” Ibrahim menjawab, “Araftu, (aku mengetahuinya)” oleh sebab tempat itu dinamakan Arafah yang memiliki arti pengetahuan.
Maka dari itu pada hari arafah kemudian disunnahkan juga untuk melakukan puasa, dalam rangka melakukan pertaubatan dan menghapuskan dosa. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu”.
Puas Arafah ini juga berkaitan erat dengan kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapat mimpi nya pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah untuk menyembelih putra tercintanya Nabi Ismail AS. Mimpi tersebut sempat membuat Nabi Ibrahim AS bimbang dan gamang. Namu pada hari ke 9 Dzulhijah pada akhirnya Nabi Ibrahim AS ‘yakin’ bahwa mimpi itu dari Allah.
Selain itu, Padang Arafah juga menjadi tempat Nabi Muhammad SAW menyeru kepada umatnya terakhir kalinya. Hal ini tentu saja menjadi bukti pentingnya tempat ini dalam sejarah Islam.