Abdul Mu’ti: Peneror Diskusi UGM Ingin Adu Domba Muhammadiyah
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta pihak kepolisian mengusut oknum yang mencatut nama Muhammadiyah dalam teror berupa ancaman terhadap penyelenggaraan diskusi mahasiswa Constitutional Law Society (CLS) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan pihaknya saat ini tengah mengumpulkan informasi terkait pelaku teror yang mengatasnamakan Muhammadiyah Klaten tersebut.
“Saya menduga orang tersebut oknum yang hanya menebar teror dan mengadu domba Muhammadiyah dengan pihak lain. Terbukti, nomor HP yang dipakai berbeda,” kata Mu’ti, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (30/5/20) .
Mu’ti juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengetahui soal seminar yang rencananya akan dilaksanakan oleh mahasiswa UGM itu. Namun, ia memastikan bahwa Muhammadiyah dengan semboyan amar ma’ruf nahi munkar senantiasa mendukung hal-hal yang bersifat kritis dan kajian ilmiah.
Muhammadiyah juga menentang cara-cara kekerasan dalam bentuk apa pun dalam menyampaikan gagasan dan dakwah. Oleh karena itu, menurut Mu’ti teror yang mengatasnamakan Muhammadiyah bukanlah karakter dari warga Muhammadiyah.
Sebelumnya mahasiswa CLS Fakultas Hukum UGM terpaksa membatalkan agenda diskusi yang bertemakan ‘Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan’ pada 29 Mei 2020 lalu.
Pembatalah dilakukan karena beberapa orang yang terlibat dalam acara diskusi tersebut seperti moderator, narasumber, juga ketua CLS mendapatkan teror dan ancaman.
Dalam salah satu teror yang dikirim oleh pelaku melalui sebuah pesan, pelaku mengatasnamakan dirinya sebagai bagian dari organisasi Muhammadiyah Klaten. Pesan tersebut juga berisi ancaman pembunuhan terhadap penerima pesan tersebut.
Ancaman serupa juga dikirimkan oleh terduka pelaku melalui nomor telepon yang berbeda kepada pihak lain yang rencananya akan terlibat dalam diskusi yang kini telah dibatalkan tersebut.
Mu’ti mengatakan Muhammadiyah berharap kepolisian dapat segera melacak pelaku dan melakukan klarifikasi kepada pihak UGM. (AS/Hidayatuna.com)