Warga Turki Etnis Uighur Desak China Bebaskan Muslim Uighur
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Warga Turki dari etnis Uighur yang berada di Istanbul, Kamis (11/2) kemarin menggelar demonstrasi di depan kantor Konsulat Jenderal China. Mereka menuntut agar pemerintah China menginformasikan kondisi anggota keluarga mereka yang kini ditahan.
Dalam demonstrasi yang dihadiri puluhan pengunjuk rasa ini mereka berasal dari kalangan akademisi, pebisnis, dan anak-anak yang beretnis Uighur. Mereka mengeluh dengan tidak adanya kabar dari anggota keluarga yang ditahan bertahun-tahun karena dugaan kampanye negatif sistematis oleh Beijing.
Juru bicara kelompok etnis Uighur yang menggelar demo, Salih Emin, meminta dunia untuk bersuara menentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan China. Untuk itu ia meminta tindakan penganiayaan terhadap etnis Uighur dihentikan.
“Pemerintah China tidak ingin organisasi hak asasi manusia menyelidiki (situasi) di negara itu karena mereka takut (situasi di sana). Pembantaian di sana benar dan mereka (China) tidak ingin dunia mengetahuinya,” kata Emin dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (12/2/2021).
Sebagaimana diketahui Turkistan Timur sendiri dikenal sebagai Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang di Cina. Rumah bagi sekitar 10 juta orang Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
Mencari Keadilan untuk Keluarga
Kebijakan Beijing terhadap Uighur telah menuai kecaman luas. Itu datang dari kelompok-kelompok hak asasi termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch. Mereka menuduhnya mengucilkan lebih dari 10 juta anggota kelompok minoritas, yang sebagian besar adalah Muslim.
Emin meminta Kementerian Luar Negeri Turki untuk bertemu dengan pemerintah China dalam upaya membantu mereka berhubungan dengan keluarga mereka. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada rakyat Turki atas dukungan mereka.
Selama unjuk rasa, banyak yang membawa bendera Turkistan Timur dengan warna biru langit Uighur dan mengangkat spanduk bertuliskan: “Pemerintah China Bebaskan Anggota Keluarga Saya yang Tidak Bersalah.” “China, Di Mana Putraku?” “Di mana Saudaraku?” dan “Uighur Membutuhkan Dukungan Anda.”
Kepada Anadolu Agency salah satu demonstran Habibie Omer mengaku sejak 2015 silam, ia telah kehilangan kontak dengan keluarganya di Xinjiang. Ia mengaku mereka telah dikirim ke kamp konsentrasi China.
“Saya tidak dapat berkomunikasi dengan keluarga saya sejak 2015. Kami mengetahui bahwa beberapa anggota keluarga saya dikirim ke kamp konsentrasi,” ujar Habibe Omer.
Sementara itu, peserta unjuk rasa lainnya yakni Abdullah Resul mendesak agar para etnis Uighur yang ditahan segera dibebaskan.
“Kami menuntut agar mereka yang berada di kamp konsentrasi segera dibebaskan,” ujar Abdullah.