Manfaat Tidur saat Puasa Bentengi Tubuh dari Corona
HIDAYATUNA.COM – Pada saat berlangsungnya bulan suci Ramadan, rutinitas harian umat Muslim di seluruh dunia akan berubah. Meskipun ada sejumlah manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan puasa selama bulan Ramadan, ada argumen bahwa manfaat tersebut mungkin diimbangi dengan efek negatif yang mungkin mengganggu pola tidur pada tubuh.
Secara tradisi, umat Muslim akan berpuasa dari mulai matahari terbit hingga terbenam. Ini berarti bangun sebelum matahari terbit untuk makan sebelum berpuasa, atau yang disebut dengan sahur, lanjut berpuasa sepanjang hari, dan kemudian berbuka puasa saat matahari terbenam, diikuti dengan ibadah salat yang bisa berlangsung hingga larut malam.
Namun, pada tahun ini, dikarenakan banyak masjid yang telah ditutup dan sebagian kegiatan ibadah yang diharuskan untuk dilakukan di rumah saja akibat pandemi COVID-19, urutan itu pasti akan berubah.
Di saat sistem kekebalan tubuh kita sangatlah vital, apakah pola tidur yang setiap harinya terganggu akibat bangun subuh dan tidur sampai larut malam akan membuat kita lebih berisiko untuk terinfeksi virus corona?
Tidur nyenyak di malam hari sangat penting untuk kesehatan yang baik. Ketika manfaat dari tidur berkualitas tinggi menjadi lebih dipahami, bagi kesehatan, semakin banyak ilmuwan saat ini yang merasa tidur adalah sama pentingnya dengan nutrisi dan olahraga. Kurang tidur juga akan mendorong hormon kelaparan untuk menjadi overdrive, yang menjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat anda sedang berpuasa.
Kualitas tidur yang baik juga dikaitkan dengan berkurangnya risiko obesitas, konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik, berkurangnya risiko penyakit jantung dan stroke, berkurangnya risiko diabetes tipe 2, berkurangnya risiko depresi dan kecemasan, dan yang terpenting, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
Untuk sebuah sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara efektif, ia harus mampu mengenali ‘penjajah’ asing seperti virus atau bakteri ketika mereka memasuki tubuh. Setelah itu mereka perlu memicu reaksi yang lebih luas untuk mengekang dan akhirnya menghancurkan penjajah-penjajah asing tersebut. Sel-T, diketahui adalah bagian dari sistem kekebalan yang dapat mengenali penjajah asing ini dan memicu respons imun yang lebih luas. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa tidur nyenyak dapat meningkatkan efisiensi respons dari sel-T terhadap penjajah asing, sehingga lanjut meningkatkan fungsi dari kekebalan tubuh.
Protein yang dikenal dengan nama sitokin juga merupakan bagian dari respon imun tubuh terhadap infeksi. Selain mengenali adanya infeksi, sitokin mampu mengirim pesan ke sel yang belum terinfeksi agar mereka bersiap diri untuk adanya invasi dan mendorong produksi enzim yang dapat membantu melawan infeksi.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa sitokin tidak hanya dapat berkerja dengan baik di saat tidur, tetapi sebenarnya protein tersebut juga diproduksi ketika seseorang sedang tertidur. Hal ini terkait dengan saran dari orang zaman dulu yang mengatakan bahwa orang perlu beristirahat ketika mereka sedang sakit, karena dengan melakukan hal tersebut tidak hanya mereka akan menghemat energi, tetapi juga akan membantu proses tubuh melawan infeksi.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa orang yang banyak tidur juga memiliki reaksi yang lebih baik terhadap vaksin. Artinya, mereka memiliki kekebalan yang lebih baik terhadap penyakit yang telah diberikan vaksin, daripada mereka yang kurang tidur. Ini telah dibuktikan dalam vaksin flu dan juga vaksin hepatitis B.
Selama bulan Ramadan, akan sulit untuk mempertahankan tidur delapan jam secara terus menerus yang telah direkomendasikan oleh para ahli, tetapi ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Jika selama Ramadan anda kesusahan untuk mendapatkan jumlah jam tidur yang biasa anda dapatkan di malam pada bulan-bulan sebelumnya, anda dapat mengganti waktu tidur yang hilang itu di jam-jam lain. Mungkin dengan cara tidur siang sebentar, atau di jam-jam lainnya sekreatif anda sendiri.
Dan karena adanya status lockdown, sekarang sudah banyak orang yang diharuskan untuk bekerja dari rumah saja, hal ini pun dapat memungkinkan mereka untuk kembali ke tempat tidur selama satu jam setelah sahur, karena sudah tidak lagi dikejar dengan jam perjalanan pulang pergi ke kantor, tidak seperti sebelum adanya pandemi COVID-19.
Jika anda merasa mengantuk di siang hari, maka tidurlah selama 20 hingga 30 menit di ruangan yang tenang dan gelap untuk efek terbaik.
Kualitas tidur juga dapat dipengaruhi oleh makanan apa yang anda makan. Godaan untuk terlalu memanjakan diri dengan makanan yang tidak sehat pada saat berbuka puasa, dapat mengakibatkan konsumsi makanan yang terlalu kaya akan kalori dan gula. Ini dapat mengurangi kualitas tidur anda di malam hari. Jadi, sebisa mungkin, cobalah untuk menyeimbangkan pola makan anda dengan alternatif yang lebih sehat.
Setelah membaca itu semua, sudah sangat jelas bahwa tidur memiliki banyak manfaat, yang juga termasuk dalam membantu menangkal infeksi. Tetapi apakah kualitas tidur yang lebih baik dapat membantu sistem kekebalan tubuh kita dalam melawan virus corona?
Ini adalah penyakit yang baru, jadi tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti akan hasil dari hal tersebut. Namun, mengingat adanya semua bukti bahwa tidur nyenyak dapat membantu sistem kekebalan tubuh anda dalam mengenali dan melawan infeksi apapun, tentu tidak ada salahnya jika anda menerapkan hal itu demi membentengi tubuh anda dari virus corona. (Aljazeera.com)