Tanggapan Muhammadiyah Soal Serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Muhammadiyah merespons terkait agresi yang dilakukan tentara Israel kepada rakyat Palestina pada Jumat 15 April 2022 menjelang Subuh di Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof KH Haedar Nashir mengatakan bahwa aksi biadab yang dilakukan oleh tentara Israel merupakan tindak pelanggaran HAM berat.
Ia pun menyayangkan sikap dunia barat yang tidak bisa menghentikan kekejaman Israel atas rakyat Palestina. Zionis tersebut bersikap seolah tidak melihat dan tidak mendengar jeritan orang-orang teraniaya.
“Sikap dunia Barat yang berteriak lantang atas perang di Ukraina. Namun diam dan tak bereaksi atas agresi Israel di Palestina,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Senin (18/04/2022).
Haedar menyesalkan standar ganda negara-negara yang selama ini mengusung HAM. Termasuk lembaga, dan forum-forum agama yang mengusung perdamaian nyaris bisu terhadap serangan Israel.
“Lembaga-lembaga dan para aktivis HAM di seluruh dunia pun nyaris bisu. Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara selalu mudah menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, namun tidak berlaku bagi Israel,” kata Haedar.
Kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama-agama nyaris bisu bila menyangkut Israel. Seolah semua serangan demi serangan fisik itu menjadi lumrah. Penyuara anti-radikalisme dan anti-terorisme pun tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan super-radikal dan super-teror Zionis Israel.
Ironi Akan Sikap Dunia
Menurut Haedar, inilah ironi tragis dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia.
“Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa,” imbuhnya.
Haedar juga bertanya tentang konsistensi Negara-negara besar dunia dan lembaga HAM yang masih saja membiarkan Israel untuk menyerang, menyerbu, menginvasi, mengaresi, dan menindas bangsa lain.
Ia juga membandingkan dengan kejadian di Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait, menurutnya waktu itu negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak hingga nasibnya nesta sampai saat ini.
Begitu pun bila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam. “Namun Israel kekecualian. Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini!” tandasnya.