Salat, Cara Menjadi Rendah Hati di Hadapan Allah SWT.
HIDAYATUNA.COM – Seorang mukmin haruslah memiliki sifat rendah hati, terutama di hadapan Allah SWT. Disebut-sebut hal itu merupakan salah satu aspek terpenting dari seorang mukmin.
Ayatollah Mohammad Bagher Tahriri menunjuk masalah rendahan hati dalam sebuah pidato. Guru di sekolah seminari Marvi Teheran ini, sekaligus salah satu siswa terkemuka mendiang Allameh Tabatabaei mengungkapkan bahwa Allah menetapkan salah satu keutamaan bagi orang yang beriman.
Keutamaan orang-orang beriman itu ialah sifat rendah hati saat melaksanakan salat karena, dalam salat kita berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Sebagaimana ayat 2 QS. Al-Mu’minun yang artinya, “orang-orang yang rendah hati dalam salatnya.”
Orang-orang yang beriman merasakan kerendahan hati di hadapan Kebesaran Allah SWT. dan ini berasal dari perasaan dan keyakinan yang mendalam. Sebab salat adalah bentuk kerendahan hati seseorang di hadapan Tuhan.
Di dalam salat pula, ada petunjuk tentang apa yang harus dilakukan umat Islam sebelum, selama, dan setelah salat. Ini adalah indikasi kepercayaan manusia pada yang gaib dan Allah SWT. sebagai Kesempurnaan Mutlak.
Menurutnya, semakin banyak orang yang membaca Alquran atau berdoa memperhatikan masalah ini, semakin terpengaruh semangatnya. Pengaruh ini disebut keadaan rendah hati.
Ciri ini terkadang terlihat di tubuh karena beberapa bagian tubuh menemukan bentuk khusus. Misalnya, ruku dan sujud dalam doa menunjukkan sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Kualitas fitur ini tergantung pada sejauh mana pengetahuan seseorang tentang Allah SWT. Semakin kuat pengetahuan seseorang, semakin dalam pengaruhnya.
Menurut hadis, orang yang rendah hati juga akan memiliki fitur ini di bagian tubuh lainnya. Jika ini terwujud, perhatian orang itu selama shalat hanya terfokus pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sementara itu, orang yang rendah hati juga percaya bahwa ia dapat menemukan perasaan cemas lain. Hal itu berasal dari ketakutan akan kemampuan seseorang untuk mempertahankan hubungannya dengan Tuhan. Hal ini terkadang disertai dengan rasa takut.
Sumber : IQNA