Puji Sikap Tenang Kader Banser, KH Muhammad Taufik Damas: Korban Tidak Perlu Tunjukkan Identitasnya

 Puji Sikap Tenang Kader Banser, KH Muhammad Taufik Damas: Korban Tidak Perlu Tunjukkan Identitasnya

HIDAYATUNA.COM, Jakart — Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas menaruh hormat pada Banser yang tetap menjaga kestabilan emosional di tengah provokasi pelaku persekusi untuk tidak bereaksi fisik, dan atau memuji sikap kedewasaan Banser Depok atas tindakan persekusi yang dilakukan oleh orang tidak dikenal.

“Salut ane sama Banser ini. Walau keliatan kesel, dia tetap sabar. Dia tetap bantah kedunguan preman satu ini. Rusak banget otaknya itu preman. Dari mana dia dapatkan ajaran bahwa orang Islam harus takbir di jalanan? Kalo gak takbir maka jadi kafir?” ungkapnya, di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Demikian dikatakan oleh Kiai Taufik menanggapi edaran masif video berdurasi 1.02 menit yang menayangkan persekusi oleh orang tidak dikenal terhadap dua anggota Banser yang sedang mengendarai sepeda motor.

Dalam video itu, korban persekusi diminta untuk menunjukkan kartu identitas dan diminta untuk mengucapkan takbir bersama pelaku. Korban juga menerima caci maki dan kata-kata kasar dari pelaku. Diketahui belakangan, korban adalah anggota Banser Kota Depok, Jawa Barat.

Di sisi lain, korban menahan diri dan hanya menyangkal singkat permintaan pelaku untuk bertakbir. Penyangkalan korban sempat membuat panik dan gugup pelaku perihal takbir sebagai identitas keislaman.

“Buat apa (takbir)? Islam itu cukup mengucapkan dua kalimat syahadat,” ujar korban ketika menanggapi permintaan paksa pelaku untuk bertakbir bersama.

Selain itu, ia membenarkan logika korban. Korban tidak perlu, menurutnya, menunjukkan identitas keislamannya melalui pekikan takbir di tepi jalan.

“Banser itu (beragama) Islam dan sudah pasti takbir setiap hari (shalat). Pake nyebut Betawi pula. Ampun deh. Orang ini (pelaku) pasti korban penjajahan iblis,” jelasnya.

Senada dengan Kiai Taufik, Sekretaris Rabithah Maahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) DKI Jakarta KH Rachmad Zailani Kiki menuturkan bahwa tindakan terbaik dalam menghadapi orang yang sedang marah adalah sikap menahan diri dari tindakan di luar hukum.

“Ini ilmu ‘silat’ tingkat tinggi: Biarin orang marah, dia yang marah, ngapa diladenin? Tinggal pergi aja! Salut buat dua sahabat Banser kita ini,” tutur Kiai Zailani.

Tindakan persekusi terhadap Banser ini terjadi pada Selasa, 10 Desember 2019 di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kejadian ini telah dilaporkan kepada Polres Jakarta Selatan.

Kasus ini tengah ditangani oleh pihak Polda Metro Jaya. Aparat keamanan menetapkan pelaku sebagai daftar pencarian orang. Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pengejaran.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *