Potret Sejarah Peradaban Islam di India
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Awal masuknya Islam di India dibagi ke dalam empat periode yakni periode Nabi Muhammad, Al-Khulafa’ al-Rasyidin dan Dinasti Umayah, Periode Dinasti Ghazni dan Dinasti Ghuri.
Pada periode Nabi Muhammad, banyak dari suku Jat (India) yang menetap di Arab dan bekerja sebagai pembantu.
Pada periode Al-Khulafa’ al-Rasyidin dan Dinasti Umayah, tentara Islam banyak yang menguasai Kirman, Sizistan sampai Mekran.
Dalam waktu empat tahun lebih, India bagian barat laut (Sind dan Punjab) dapat ditaklukan dan dikuasai.
Karena kemahiran Ibn Qasim, kecepatan dan keunggulan tentara Arab, kepemimpinan yang baik dan kepatuhan prajurit pada perintah atasan menjadi faktor-faktor penting pendukung kemenangan dan keberhasilannya.
Sejak saat itu, Sind (termasuk Punjab) menjadi wilayah Islam dan dapat dikatakan bahwa pada awal abad ke-8 M, Islam sudah masuk dan berkembang di India.
Penaklukan Benua India dilanjutkan oleh Dinasti Ghazni, tokoh yang terkenal dari dinasti ini adalah Sultan Mahmud.
Beliau ditugaskan untuk menyebarkan Islam di India, memenangkan kalimat Tauhid dan menghilangkan pengaruh syirik.
Dengan cara menghancurkan candi-candi Hindu di Nagarkot, Somnath dan tempat-tempat lain dan menggerakkan ribuan orang Hindu, termasuk banyak raja untuk memeluk Islam.
Dan pada masa periode Ghuri, Muhammad Ghuri menguasai Ghazni. Setelah memperkuat dirinya di Ghazni, ia mengalihkan perhatian ke India.
Faktor pendorongnya adalah gagalnya usaha mendirikan kerejaan di Asia Tenggara dan ancaman dari sisa-sisa Dinasti Ghazni di Pujab.
Punjab masuk dalam wilayah kekuasaan Hindustan dan sejak saat itu riwayat Dinasti Ghuri berakhir.
Berakhirnya Dinasti Ghuri digantikan oleh kesultanan Delhi yang berdiri pada 1296-1526 M. Awal kekuasaan Turki di India yaitu Dinasti Mamluk didirikan pada 1206-1290 M.
Sultan pertama adalah Aybek yang bergelar Qutbuddin yang memulai karirnya sebagai budak. Pada masa kepemimpinan Aybek, ia mendirikan Masjid Raya Delhi (Quwat al-Islam) dan membangun sebuah menara yang besar (qutub minar) yang sampai saat ini.
Setelah Aybek wafat digantikan oleh Iltutmish yang juga mengawali karirnya sebagai budak. Jasanya paling besar karena kekuatan pribadinya, persiapan dan pertahanannya dapat membendung penjarahan bangsa Mongol.
Kemudian digantikan oleh Nasirudin, sultan paling baik dan shaleh. Pada masa kekuasaan Bugra Khan, beliau menolak tawaran kursi kesultanan Delhi dengan alasan cuaca yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Kemudian digantikan oleh cucunya Sultan Kaikobad, tetapi ia tidak mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Para pembesar istana pun bersekongkol mengganti putranya Kaimus yang baru berusia 3 th menjadi Sultan Delhi. Situasipun menjadi sangat kacau,dan Dinasti ini berakhir.
Pada 1290 M, hilanglah Dinasti awal kekuasaan Turki dan masuklah kekuatan baru dari Afghanistan, yaitu Dinasti Khalji berkuasa pada 1290 – 1320 M.
Dinasti ini berasal dari nama Khalj, daerah pegunungan di Afganistan. Sultan pertama adalah Malik Firuz, dengan nama Sultan Jalaludin Firuz. Ia dibunuh dengan injakan gajah dimuka umum.
Karena pada masa pemerintahannya, ia tidak pernah bertindak tegas dan keras sama sekali terhadap rakyat. Kemudian Alauddin Khalji naik tahta dan pada masa itu ia mengguasai hampir seluruh wilayah India.
Oleh karena itu ia dijuluki sang penakluk Asia. Ia termasuk penguasa yang ambisius. Kemudian digantikan oleh Malik Kafur, pada masa pemerintahannya ia sangat buas, ganas dan bejat.
Ia merampas, membunuh dan memerkosa rakyatnya. Kemudian ia dibunuh dan setelah rakyat terlepas dari sultan yang keji itu, maka kesultanan Delhi dipersembahkan oleh pembesar-pembesar dan tentara kepada Ghazi Malik dari Bani Tughluq.
Pada 1320 M, didirikan Dinasti Tughluq oleh Ghazi Malik dari bangsa Turki yang mampu mengalahkan Dinasti Khalji.
Pada masa pemerintahan Muhammad Ibn Thughlaque, terkenal dengan lima butir gagasan yaitu proyek pemindahan ibu kota Delhi ke Deogir, ekspidisi ke Khurasan, usaha penaklukan Qarachil, mencetak mata uang, penambahan pajak di Doad serta daerah subur di Allahabad.
Namun lima gagasan ini mengalami kegagalan. Setelah Timur tinggalkan India, Mahmud Shah naik takhta namun ia tidak cakap dalam memimpin.
Setelah Mahmud wafat, wakil Timur penguasa Multan Khizir Khan menggalahkan Sultan terakhir pada Dinasti ini, maka berdirilah Dinasti Sayyed.
Dinasti Sayyed didirikan pada 1414-1451 M. Setelah Khizr Khan berhasil menguasai Delhi, ia mengangkat dirinya sebagai sultan.
Ia mengaku dari keturunan yang alim dan tidak pernah bohong atau melanggar janji, rakyatpun sangat bahagia saat pemimpinannya.
Setelah ia meninggal, kemudian digantikan oleh Mubarak Shah anaknya. Ia adalah raja yang sangat baik. Akan tetapi ia terbunuh oleh seorang bangsawan bernama Sadrul Mulk, keponakan Mubarak.
Muhammad Shah naik takhta, ia kemudian membalas kematian pamannya dan membunuh Sadrul Mulk. Muhammad Shah digantikan oleh anaknya, Alauddin Alam Shah yang merupakan raja terakhir dan terlemah dalam Dinasti ini.
Dinasti yang terakhir berkuasa adalah Dinasti Lodi. Dinasti Lodi berkuasa pada 1451-1526. Sultan Lodi adalah satu-satunya raja Delhi yang berasal dari suku bangsa Pathan atau Afghan.
Sultan-sultan yag lain adalah bangsa Turki. Bahlul Lodi naik pada tahun 1451 M. Aksinya yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur.
Ia bertahta selama tiga puluh delapan tahun dan meninggal pada 1389 M. Nizam Khan putra Bahlul Lodi, naik dengan gelar Sikander Lodi.
Ia seorang administrator ulung. Ia meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama dua puluh delapan tahun.
Anaknya yang bernama Ibrahim Lodi naik tahta. Tetapi terjadi pemberontakan dari Jalal Khan. Pada masa pemerintahannya, ia banyak memenjarakan bangsawan yang menentang.
Hal tersebut memicu lebih banyak pemberontakan dikarenakan para bangsawan justru merasa tertekan dan terintimidasi oleh tindakan penguasa.
Kebebasan saat itu merupakan salah satu hal yang cukup dikekang oleh pemerintah. Akibat banyaknya pemberontakan, dampak lainnya yang timbul adalah adanya beberapa wilayah menyatakan kemerdekaannya.
Mereka menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kinerja penguasa dan memutuskan untuk berdiri sendiri dan berpisah dari kekuasaan penguasa.
Pada tahun 1526 M terjadi pertempuran sengit di Panipazh antara Barbur dengan Ibrahim Lodi.
Dalam pertempuran sengit tersebut, Lodi terbunuh dan kekuasaannya beralih ketangan Barbur, yang merupakan pendiri Dinasti Mughal (1526-1857 M). []