Ditemukan Pemakaman Kuno Bertuliskan Arab Pegon di Sumenep, Bagian dari Sejarah Penyebaran Islam?
HIDAYATUNA.COM – Sebuah komplek pemakaman kuno bertuliskan huruf arab pegon baru-baru ini ditemukan di Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Komplek pemakaman berusia sekitar 600 tahun tersebut ditemukan oleh penduduk sekitar tidak jauh dari SMPN 1 Batang-Batang di atas Bukit Pal.
Atas penemuan tersebut masyarakat sekitar menduga bahwa makam-makam itu merupakan peninggalan para tokoh berpengaruh di Sumenep dan Madura.
“Masyarakat sekitar percaya, bahwa makam tersebut merupakan makam tokoh. Mulai priyayi, keluarga kerajaan, dan musafir dari luar Madura,” kata Rifai, pemuda desa setempat, Senin (13/4/20).
Lebih lanjut Rifai menjelaskan bahwa penemuan pemakaman kuno di Sumenep yang bertuliskan arab pegon tersebut sangat menarik mengingat asal muasal penulisan Arab Pegon di Nusantara sangat berkaitan dengan masuknya agama islam dan penyebaran Islam di Nusantara.
“Menarik apabila kita melihat bagaimana asal muasal penulisan Arab Pegon di Nusantara. Diperkirakan ada sejak tahun 1300 M/1400 M seiring dengan masuknya agama Islam menggantikan kepercayaan animisme, Hindu, Budha,” jelasnya.
Huruf Pegon semakin tersingkir dengan adanya kongres bahasa yang diadakan di Singapura pada tahun 1950, yang memperkuat kedudukan huruf Latin dan Romawi. Salah satu keputusan dalam kongres tersebut menghasilkan pembentukan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia yang mempelopori penggunaan abjad Latin. Saat itu, hampir semua penerbit koran, majalah, dan buku terpaksa mengganti huruf Arab Pegon dengan huruf Latin.
Sementara pada tahun 2007, dalam Kongres Ijtima Ulama Nusantara ke-2 di Malaysia, ulama asal Indonesia KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) telah menyampaikan betapa kelestarian tradisi salaf dalam tahap kritis. Beberapa ajaran salaf mulai terlupakan, salah satunya adalah penggunaan aksara Arab Pegon. Di tengah masyarakat, Arab Pegon mulai ditinggalkan secara perlahan.
Oleh karena itu menurut Rifai dengan adanya penemuan pemakaman kuno di Sumenep tersebut dapat menjadi peninggalan sekaligus rujukan kelengkapan sejarah penyebaran Islam di Nusantara.
“Alhamdulillah sekarang ada peninggalannya yang baru ditemukan di bukit Pal dan dapat jadi rujukan untuk kelengkapan sejarah penyebaran Islam di Nusantara, utamanya Keraton Songenep” ungkapnya.
Rifai menambahkan bahwa dalam dua batu nisan dari komplek pemakaman tersebut sangat jelas tertulis tanggal kematiannya. Ia berharap pihak-pihak yang berwenang dalam hal penelusuran terhadap situs-situs bersejarah dapat menelusuri lebih lanjut dan menggali informasi terkait penemuan pemakaman kuno tersebut.
“Meninggal hari Kamis bulan syawal jam 2. Tanggal 10 tahun 1382, itu yang bisa say abaca,” tutup Rifai. (AS/Hidayatuna.com)