Pembunuh Dajjal, Isa atau Al-Mahdi? Inilah Jawaban Buya Arrazy
HIDAYATUNA.COM – Buya Arrazy Hasyim mengungkapkan di akhir zaman kelak, Nabi Isa As akan diturunkan ke bumi dan membunuh Dajjal. Kenapa bukan Al-Mahdi, seorang pemimpin yang ditunjuk Allah SWT. untuk memberantas kezaliman?
Pertanyaan semacam ini dinilai Buya Razy cukup kritis dan cerdas. Ia mengatakan, secara eksplisit jawaban pertanyaan tersebut tidak ada dalam Alquran As-Sunah. Akan tetapi jawaban implisitnya sangat banyak bagi orang yang mempunyai mata batin dan ketajaman berpikir.
Apabila kita melihat, Al-Masih Isa, lanjutnya Allah SWT. turunkan sebagai hamba yang akan membasmi Dajjal secara total. Tetapi sebenarnya, kekuatan Al-Masih Isa As itu merupakan kekuatan Al-Mahdi.
Lalu siapakah Nabi Isa?
“Nabi Isa As tidak memiliki ayah, dia ruh-nya langsung dikirimkan Allah melalui malaikat Jibril yang menyerupai lelaki yang sempurna. Siti Maryam pun lalu berlindung kepada Allah SWT. dari godaan laki-laki yang merupakan malaikat tersebut,” jelas pakar hadis asal Sumatera Barat tersebut.
Jibril, kata dia, sejatinya tidak memiliki hawa nafsu karena dia malaikat. Sebagaimana dahulu dihidangkan makanan oleh Nabi Ibrahim pun, ia tidak bernafsu.
“Itu berarti, Nabi Isa As bukan anak dari laki-laki manapun. Dia langsung titipan Allah SWT. melalui ibunya, Siti Maryam,” tegas Buya Razy.
Bagaimana dengan Dajjal?
Seperti Nabi Isa As, Buya Razy menuturkan bahwa Dajjal juga bukan anak dari manusia. Tetapi dia bersekutu dengan iblis melalui hubungan suami istri di kuil berhala berdasarkan perintah iblis yang menyamar menjadi dukun. Saat itulah yang menitis ke dalam badan ibunya adalah anak dari iblis.
Nasib Isa As dengan Dajjal secara asal-usul sangat mirip, di sisi lain ketika Nabi Isa As turun, maka Al-Mahdi mempersilakan menjadi imam. Nabi Isa As berkata, “Silakan engkau yang memimpin shaf salat.”
Berarti, Al-Mahdi tetap memimpin orang-orang yang dulu menjadi nabi. Ketika Nabi Isa As diturunkan kembali, maka pangkat kenabiannya tidak berlaku untuk umat ini. Pangkat kenabian dan kerasulannya hanya berlaku untuk umat terdahulu.
Sedangkan di zaman ini, jika ada nabi-nabi diturunkan, Baginda Muhammad Saw berkata: “Tiada lagi nabi setelahku!”