Pemakaman Sehitlik, Situs Islam Tertua di Jerman
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sebagai negara di Eropa, Jerman merupakan negara dengan penduduk muslim yang besar. Hubungan Jerman dengan dunia Islam telah terbangun sejak lama.
Pada abad ke-18 M, khususnya pada masa raja Prusia, Kaisar Frederick William I, Jerman telah menjalin hubungan baik dengan dunia Islam.
Bentuk hubungan baik itu masih dapat disaksikan hingga sekarang melalui situs bersejarah, berupa pemakaman Sehit.
Laporan Republika menyebut, awal mula dibangunnya makam tersebut adalah saat Duta Besar Kesultanan Turki Utsmani untuk Prusia (Jerman) meninggal dunia.
Penguasa Prusia saat itu, Raja Friedrich Willhelm III, pun memberikan sebidang tanah di Tempelhof sebagai kediaman akhir sang duta besar.
Kemudian, oleh masyarakat Turki di Jerman makam itu dinamakan Sehitlik yang dalam bahasa Turki berarti “Pemakaman Para Syuhada”.
Seiring berjalannya waktu, kompleks pemakaman ini terus mengalami perluasan hingga mencapai 2.550 meter persegi.
Pada saat Perang Dunia I, beberapa tentara Turki yang mengalami luka-luka dikirim ke Jerman untuk dirawat. Beberapa tentara yang meninggal dunia karena tak tertolong akhirnya dimakamkan di kompleks pemakaman ini.
Dengan latar belakang inilah kompleks pemakaman tersebut dinamai dengan bahasa Turki, yaitu Sehitlik yang berarti pemakaman para syuhada.
Baru pada 1983, di dalam kompleks itu didirikan sebuah masjid yang bernama Masjid Sehitlik.
Namun, sebelum abad 18, sejatinya hubungan Jerman dengan Islam sudah terhubung sejak ke-9. Dilansir dari Tirto, pada masa silam, Raja Charlemagne (747-814) pernah menjalin kontak dengan Harun Ar-Rasyid.
Philip K. Hitti dalam History of The Arabs (2006) menjelaskan Raja Charlemagne memiliki kepentingan menghadapi Bizantium yang tidak bersahabat.
Oleh karena itu, ia menganggap Harun adalah sekutu potensial untuk melawannya.
Interaksi antara Charlemagne dan Harun diketahui dari pertukaran para duta dan hadiah.
Kadang-kala disebut para utusan raja agung dari Barat itu kembali dengan membawa hadiah mewah dari Raja Harun. []