Pakar PBB: Rezim Israel Gunakan Strategi ‘Kelaparan’ Sebagai Senjata Terhadap Rakyat Palestina

 Pakar PBB: Rezim Israel Gunakan Strategi ‘Kelaparan’ Sebagai Senjata Terhadap Rakyat Palestina

Kelaparan, Anak-Anak di Utara Gaza dalam Kondisi Memprihatinkan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Palestina – Seorang pelapor PBB mengatakan rezim Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap rakyat Gaza, yang menghadapi krisis pangan parah setelah bertahun-tahun diblokade dan serangan militer baru-baru ini.

Pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, Michael Fakhri, mengatakan bahwa semua anak balita di Gaza menderita kekurangan gizi dan berisiko mengalami kerusakan permanen pada perkembangan fisik dan mental mereka.

“Kami belum pernah melihat 2,2 juta warga sipil kelaparan dalam beberapa minggu. Kami belum pernah melihat kelaparan sebesar ini digunakan sebagai senjata secepat dan selengkap ini,” kata Fakhri sebagaimana dikutip dari IQNA.

“Itu tidak terjadi secara kebetulan. Kelaparan , dimanapun terjadi, selalu merupakan akibat dari pilihan politik dan hal yang sama terjadi di sini,” kata Fakhri.

“Sebelumnya ada blokade selama 16 tahun. Jadi, bahkan sebelum perang, separuh penduduk Gaza mengalami rawan pangan dan 80 persen bergantung pada bantuan,” imbuhnya.

“Kemudian [Israel] melakukan pengepungan selama perang. Kemudian menghancurkan infrastruktur sipil. Jadi Israel telah menghancurkan rumah sakit, rumah, jalan, sehingga kehidupan sehari-hari menjadi mustahil. Dan yang terakhir, yang saya terima laporannya adalah kehancuran sistem pangan itu sendiri,” tambahnya.

Kejahatan Perang Karena Kelaparan

Pakar lainnya, Alex De Waal, direktur eksekutif World Peace Foundation di Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University di AS, mengamini komentar Fakhri, dan menyatakan bahwa tindakan Israel merupakan “kejahatan perang karena kelaparan”.

Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kecepatan dan skala krisis pangan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.

“Saya telah mempelajari hal ini selama 40 tahun dan saya belum pernah melihat populasi berkurang sampai tingkat kelaparan seperti ini dengan kecepatan dan kekejaman seperti ini,” kata De Waal.

“Penghancuran makanan, obat-obatan, air dan sanitasi dilakukan dalam skala yang menurut saya belum pernah kita saksikan di tempat lain di dunia saat ini,” tambahnya.

Krisis pangan di Gaza terjadi di tengah meningkatnya kekerasan mematikan oleh Israel, yang telah menewaskan sedikitnya 65 warga Palestina di Khan Younis di Gaza selatan pada hari Senin.

Menurut angka terbaru, setidaknya 25.295 orang tewas dan 63.000 lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *