MUI Rencanakan Aksi Boikot Produk Prancis Akibat Pernyataan Macron

 MUI Rencanakan Aksi Boikot Produk Prancis Akibat Pernyataan Macron

boikot

HIDAYATUNA.COM – Gelombang demonstrasi hingga boikot yang berlangsung merupakan buntut dari pernyataan Presiden Prancis yang dinilai melukai hati umat Islam. Di berbagai hingga kini masih diserukan boikot terhadap Emmanuel Macron.

Di Indonesia sendiri, aksi demonstrasi dan aksi boikot juga berlangsung. Beberapa pesohor sudah beraksi membuang produk dari Prancis. Bahkan Majelis Ulama Indonesia sempat ingin melayangkan aksi boikot produk Prancis.

“MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada Umat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis,” tulis salah satu pernyataan dalam surat yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas itu.

Tanggapan Dewan Kepercayaan Muslim Prancis

Dewan Kepercayaan Muslim Prancis menanggapi soal ramainya problem pernyataan Macron itu. Mohammed Moussaoui, Presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis, mengatakan bahwa sindirian yang bersifat ofensif dan membawa suatu kepercayaan perlu dibatasi.

Pada kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa ia sendiri tak bisa menerima bentuk pembunuhan yang disebabkan karena polemik kartun itu. Sebagai gantinya, Moussaoui memberi saran untuk menghentikan publikasi kartun Nabi Muhammad.

“Jika kebebasan berekspresi memberikan hak untuk menjadi satir atau humoris, kita dapat memahami bahwa kartun yang menempatkan seorang nabi yang sangat penting bagi jutaan orang percaya dalam postur yang menjurus dan merendahkan tidak dapat termasuk dalam hak ini,” ujarnya.

Beberapa Pernyataan Macron yang Melukai Umat Islam

Awal Oktober lalu, Emmanuel Macron berpidato soal Melawan separatisme – Republik beraksi. Di situ, ia menyinggung salah satunya soal publikasi kartun.

Masih pada bulan yang sama, setelah kematian Samuel Paty, seorang guru sejarah yang dibunuh setelah menunjukkan kartun nabi di kelasnya, semakin memperjelas dukungan terhadap kebebasan berekspresi.

Hal itu diungkapkan lewat beberapa postingan di akun Twitter miliknya. Profesor yang dimaksud Macron di postingannya itu diduga merujuk pada Samuel Paty.

“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron lewat unggahannya di Twitter pada 22 Oktober 2020.

Terbaru, dalam wawancara ekslusif bersama Al Jazeera, ia mengatakan bahwa dirinya paham betul banyak sentimen yang ditujukan pada Prancis. Namun ia menyatakan diri tak bisa melepaskan kebebasan bereskpresi tersebut.

Pipit Enfiitri

https://hidayatuna.com/

Suka menulis hal-hal random yang dekat dengan dirinya.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *