Muhammadiyah Soroti Rendahnya Pemahaman Agama Para Ustaz di Indonesia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Melihat fenomena maraknya kemunculan ustaz yang minim atau rendah dalam pemahaman agama di Indonesia menjadi sorotan tersendiri bagi Muhammadiyah.
Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, rendahnya pemahaman agama di kalangan ustaz-ustaz dadakan di Indonesia dinilai meresahkan.
Kondisi ini yang kemudian dalam perkembangannya menjadikan para ustaz karbitan ini tidak bisa memberikan teladan baik pada aspek akhlak.
“Sekarang ini banyak ustaz atau pendakwah karbitan yang penguasaan ilmu agamanya dangkal, dan akhlak yang tidak bisa menjadi teladan,” kata Abdul Mu’ti dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Ahad (6/12/2020).
Fenomena ini lahir ketika banyaknya orang yang setelah melakukan hijrah kemudian merasa punya pengikut mengklaim diri sebagai ustaz.
Sementara dalam hal ini pemahaman agama mereka masih dangkal dan namun ia memaksakan diri untuk menasbirkan diri menjadi ustaz.
“Banyak orang yang tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai ustaz beberapa saat setelah hijrah,” sambungnya.
Menanggapi fenomena itu, Abdul Mu’ti mengajak masyarakat selektif dan lebih cerdas lagi mencari pendakwah atau penceramah untuk dijadikan sebagai rujukan.
Menurutnya, popularitas dari seorang pendakwah yang marak dewasa ini tak menjamin tingkat tingginya keilmuan mereka.
“Jangan hanya sebatas melihat pendakwah tersebut populer,” ungkap Mu’ti.
Terkait fenomena orang ganti nama, menurut Abdul Mu’ti adalah hal lumrah dan lazim. Namun yang perlu diperhatikan adalah fenomena merebaknya ustaz-ustaz yang banyak bermunculan dengan pemahaman agama rendah.
“Masyarakat, khususnya Umat Islam, sebaiknya kritis dan cerdas dengan menilai ceramah dari kebenaran isi ajaran, bukan melihat popularitas dai atau ustaz,” tandasnya.