Merasa Tak Kompeten, Abdul Mu’ti Tolak Jabatan Wakil Menteri
HIDAYATUNA.COM – Di tengah hiruk pikuk reshuffle Kabinet Indonesia Maju, ada nama Abdul Mu’ti yang sebelumnya telah dicanangkan sebagai calon wakil menteri. Namun tiba-tiba saja nama tersebut hilang dari daftar 6 menteri yang akan dilantik.
Melalui sebuah utas yang ia tulis di akun twitter pribadinya, @Abe_Mukti mengaku bahwa dirinya telah dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Awalnya, ketika dihubungi oleh Pak Mensesneg dan Mas Mendikbud, saya menyatakan bersedia bergabung jika diberi amanah. Tetapi, setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik,” tulisnya.
Abdul Mu’ti yang merupakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini merasa tidak kompeten mengemban amanah tersebut.
“Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu. Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut,” ujarnya di akun twitter pribadinya.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri. pic.twitter.com/HaQjNWdBWg
— Abdul Mu'ti (@Abe_Mukti) December 23, 2020
Tanggapan Netizen
Sebelumnya santer beredar bahwa Abdul Mu’ti ditunjuk untuk mendampingi Menteri Agama yang baru dilantik, yakni Yaqut Cholil Qoumas. Yaqut merupakan tokoh Nahdlatul Ulama, sementara Abdul Mu’ti merupakan tokoh Muhammadiyah.
Jika keduanya resmi berduet, tentu ini merupakan hal yang menggembirakan. Mengingat hingga saat ini, masih ada saja yang memandang dua organisasi masyarakat besar ini dengan pesimis jika bersatu.
Meski sejatinya NU dan Muhammadiyah ada dua ormas penting yang tak bisa dipandang sebelah mata. Selalu berjalan beriringan meski tak selalu sama.
Namun terakhir mencuat fakta bahwa sebenarnya Abdul Mu’ti akan mendampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Atas keputusannya tersebut yang menolak jabatan wakil menteri, Abdul Mu’ti memperoleh dukungan dan pujian dari para netizen yang membanjiri kolom komentarnya di twitter.
Tak sedikit yang pro dengan keputusan tersebut, misalnya saja akun Syaiful_Amin @I09desember, “Langkah yang tepat. Orang nomor satu dan nomor dua di Muhammadiyah, prayoginipun bisa menjaga jarak dan berada di luar kekuasaan. Demi independensi dan kemandirian Muhammadiyah. Perserikatan bisa leluasa dalam bersikap dan berkiprah tanpa merasa “ewuh” dan merasa “terkooptasi”.
Ada juga akun Alhamdulillah masiku @Alhamdulillahm7 membalas, “Pasti beberapa hari mengalami goncangan batin dalam menentukan pilihan…tapi semuanya bisa di lalui dengan baik….andai Ngabal…. ngibul gak usah di tawarin kalau perlu dia nawarin dirinya.”